SUARAKARYA.ID: Gardu Induk Listrik PT KAI di dekat Stasiun Depok yang dibangun tahun 1928 sangat bersejarah bagi pertumbuhan transportasi kereta rel listrik (KRL) antara Jakarta (Batavia) dan Bogor (Buitenzorg). Namun hingga kini bangunan kuno tersebut belum ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).
Itu berbeda dengan Rumah Landhuis Cimanggis, Depok yang dibangun tahun 1775-1778. Bangunan Belanda yang pernah dihuni belasan karyawan RRI itu telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB) sejak 24 September 2018 yang lalu.
Demikian diungkapkan oleh Ratu Farah Diba, Pendiri dan Ketua Depok Heritage Community (DHC), Jumat (24/3/2023).
Lebih lanjut Ratu Farah Diba menjelaskan, DHC bersama belasan pecinta heritage dari Depok dan Jakarta Sabtu (18/3/2023) mengunjungi Gardu Induk Listrik PT KAI Depok dan Rumah Cimanggis.
Anna Christy seorang arkeolog alumnus Universitas Udayana Bali ikut mengawal jelajah DHC yang bertema "Transportasi di Depok dari Masa ke Masa."
Anna menambahkan untuk bangunan Gardu Induk Lisrik milik PT KAI di dekat Stasiun Depok (Lama) masih dalam proses menjadi BCB.

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Depok sedang mengkaji bangunan tersebut untuk menjadi Bangunan Cagar Budaya.
"Lebih baik dijelaskan oleh MBak Farah Diba. Beliau lebih berkompeten," tambah Anna.
Sementara Ratu Farah Diba mengajak peserta tour heritage berjalan kaki dari Stasiun Depok ke Ereten Sungai Ciliwung di Jalang Belimbing, Kampung Serab.
Dari Jl Belimbing rombongan DHC ini kembali berjalan menanjak sampai Jl Kartini. Di titik temu depan toko, rombongan DHC dijemput bus unik Pemko Depok yang disebut Oren, kependekan dari Odong odong Keren dengan petugasnya Della.
Bus Oren itulah yang membawa rombongan penjelajah heritage ke Rumah Landhuis di kompleks kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok di Cimanggis.
Mengenai Rumah Cimanggis, Ratu Farah Diba menjelaskan gedung antik itu dibangun antara tahun 1775-1778 oleh David J. Smith. Waktu itu pemiliknya adalah janda Gubernur Jendral Van der Parra.
Arsitektur rumah Cimanggis ini memperlihatkan satu gaya adaptasi era kolonial terhadap iklim tropis yang sering disebut _landhuis._
"Ciri khasnya rumah ini memiliki atap yang tinggi dan sangat lebar. Dari luar tampak bergaya terbuka Indonesia. Tetapi bagian dalamnya menunjukkan unsur unsur gaya Louis XV dengan jendela lebar dan tinggi serta melengkung di bagian atasnya," jelas Farah.
Karena tingginya rumah itu, pada jaman dahulu terlihat dari jauh oleh orang yang lewat di jalan raya Bogor - Jakarta. "Karena itu disebut Rumah Tinggi," tuturnya.
Artikel Terkait
Lirik Lagu Kolam Susu - Koes Plus ...Orang bilang tanah kita tanah surga
Andaikan Kau Datang, Lirik dan Lagu dari Koes Plus ...Bersinarlah Bulan Purnama
Lirik Lagu Sepi dan Hampa - Koes Plus ... Lama ku ingin dengar, Apa yang kan kau bilang
Lirik Lagu Nona Manis - Koes Plus ... Setiap saat aku selalu terbayang wajahmu
Lirik Lagu Gadis Desa - Koes Plus ... Jadi biduan pujaan, Hidup serba mewah