SUARAKARYA.ID: Perkembangan teknologi informasi berkembang secara masif. Pengguna internet di Indonesia mencapai 202 juta orang. Dampaknya, perubahan gaya hidup menjadi serba digital dalam melakukan berbagai aktivitas. Maka dari itu diperlukan pemahaman terkait keamanan digital.
Mujiantok dari Pandu Digital Indonesia mengatakan, keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dapat dilakukan secara aman.
“Tidak hanya mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” kata Mujiantok di acara diskusi virtual bertema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga: Kemkominfo Gandeng GNLD Gelar Webinar Cakap Bermedia Sosial se-Jawa Timur
Dia menyarankan agar masyarakat berhati-hati dengan Malware. Katanya, Malware adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol secara diam-diam, dan bisa digunakan untuk mencuri informasi pribadi atau bahkan mencuri uang milik orang.
Selain itu, dia juga mewanti-wanti terhadap aksi Phising dan Scam.Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Sedangkan Scam adalah bentuk penipuan melalui telepon, email, messaging, dan sebagainya, dengan tujuan pada umumnya mendapatkan uang dari para korbannya.
Baca Juga: Spesifikasi Dan harga OPPO A77s Mulai Harga 3Jutaan Yuk Simak Spesifikasi Dan Fitur Menarik lainnya
Kemudian, Mujiantok memberikan tips aman bermedia digital. Pertama, membuat password yang Panjang dengan kombinasi huruf besar dan kecil, simbol, dan tanda baca.
“Tips lainnya, gunakan password yang berbeda di setiap akun media sosial, dan upayakan mengganti password secara berkala,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Krisno Wibowo, anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengatakan, tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini adalah menerima melimpahnya informasi yang didapat (unlimited information).
“Banjir informasi tak selalu bermanfaat, tapi juga bisa menjadi sampah atau racun,” kata Krisno.
Dia menyarankan agar bersikap kritis ketika merespon informasi. Caranya, mengecek sumber informasi, cek akurasi data/fakta atau opini, tidak asal share atau komen, dan cek validitas ke media arus utama.
Sedangkan, dalam menyikapi perbedaan yang ada, kita harus membuang jauh-jauh sikap merasa paling benar, sedangkan yang lain pasti salah. Selain itu, beda pandangan jangan disikapi dengan kebencian.“Hindari kesombongan, narsis secara berlebihan, hindari sikap permusuhan dengan teman, dan hindari konten yang melanggar hukum,” imbuhnya.
Bagi pelajar, Krisno menyarankan agar memanfaatkan medsos untuk menggali tugas-tugas dari guru. Dan, memanfaatkan kemudahan di medsos untuk mengembangkan diri, kursus Bahasa Inggris gratis, cara menulis karangan yang baik, tips membaca cepat, dan lain-lain.
Jadikan medsos sebagai ajang ikut lomba-lomba yang memacu kreativitas: lomba meme, tiktok dan lain-lain. “Sebagai sarana konsultasi dengan bapak/ibu guru bila ada kesulitan atau persoalan. Mempererat pertemananmelalui Grup WhatsApp dan semacamnya, tanpa membedakan latar belakang mereka,” ujar Krisno.
Pembicara lainnya, Anggraini Hermana, Founder Hermana Boots menjelaskan kenapa kita harus bersikap etis di media digital (netiket). Katanya, di ruang digital kita akan bertemu dengan orang banyak dengan berbagai karakter serta melintasi keragaman geografis, kultur dan budaya.
“Ruang digital itu sama dengan ketika kita berinteraksi sosial secara langsung, disitu berlaku norma dan etika. Segala kegiatan kita di ruang digital terpantau dan disebut dengan jejak digital,” jelas Anggraini.
Artikel Terkait
Positif, Kreatif, dan Aman di Internet, Waspada Cyber Predatory Incar Anak dan Remaja
Yuk Manfaatkan Teknologi Untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar
Positif, Kreatif, dan Aman di Internet dengan Menguasai Literasi Digital