Batu Kumbung Lombok Barat Miniatur Taman Sari Toleransi Keberagaman Umat Beragama

- Rabu, 23 November 2022 | 14:22 WIB
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat Sosialisai 4 pilar kebangsaan di Batu Kumbung, Lombok Barat. (Suara Karya/Istimewa)
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat Sosialisai 4 pilar kebangsaan di Batu Kumbung, Lombok Barat. (Suara Karya/Istimewa)

Ia mengajak kader PDI Perjuangan di Kota Mataram serta warga NTB, agar tidak lagi mau terpengaruh pada sifat-sifat yang mengkonfrontasi antara agama dan Pancasila. 

Sebab,  NKRI adalah tempat warga berhimpun untuk menyatukan persepsi dan gagasan untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. 

Karena itu, pilihan idiologi Pancasila yang sudah dirumuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia, sudah sangat komplit dan sangat brilian dalam mengatur berbagai sendiri kehidupan warganya. Salah satunya, pada rumusan Sila Pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu artinya, bangsa Indonesia, sudah sangat yakin pada Tuhan. 

"Semua agama di negara Indonesia tak hanya Islam, menyakini adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Nah, kalau saya ibaratkan itu, NKRI itu, adalah sebuah kapal besar.  Maka, jangan sampai  ada yang berani coba-coba melobanginya. Sebab, jika sampai ada yang melobangi, tentu kapal besar itu akan bocor dan oleng," papar Prof Gatot. 

Ia berharap para kader PDIP NTB dibawah komando H. Rachmat Hidayat, agar tak henti terus merawat dan menjaga keutuhan NKRI dari jeratan para pihak yang ingin melunturkan rasa nasionalisme warga Indonesia. 

"Tantangan kita semua, termasuk kader PDI Perjuangan adalah melawan para pihak yang ingin terus melunturkan asa nasionalisme. Yang pasti, kegiatan kayak sekarang ini adalah upaya kita untuk terus memberikan pemahaman bahwa idiologi Pancasila, harus terus digelorakan karena Pancasila merupakan cara pandang bangsa yang sudah utuh dengan spirit terkandung didalamnya, adalah mengatur segala lini kehidupan warganya," jelas Prof Gatot. 

Terpisah, Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Dr. Alfin Syahrin, menambahkan bahwa, keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa, justru konsepnya digali berdasarkan nilai luhur bangsa Indonesia. 

"Perbedaan itu bukan sumber perpecahan tapi menjadi falsafah bangsa. Kalau ingin bangsa kita terus menghormati nilai luhur bangsa, maka jadikanlah perbedaan itu sebuah khazanah untuk memperkaya dan memperkuat jati diri khazanah bangsa Indonesia," tandas Alfin Syahrin. ***

 

Halaman:

Editor: Dwi Putro Agus Asianto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X