Batu Kumbung Lombok Barat Miniatur Taman Sari Toleransi Keberagaman Umat Beragama

- Rabu, 23 November 2022 | 14:22 WIB
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat Sosialisai 4 pilar kebangsaan di Batu Kumbung, Lombok Barat. (Suara Karya/Istimewa)
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat Sosialisai 4 pilar kebangsaan di Batu Kumbung, Lombok Barat. (Suara Karya/Istimewa)

Menurut Rachmat, hubungan kedua umat beragama sangat baik. Kedua umat juga memandang positif terhadap penganut agama yang lain. 

Oleh karenanya, dirinya berpesan agar kerukukan yang damai tersebut dapat terus dirawat dan dijaga. Ia juga mengajak daerah-daerah lain untuk mencontoh Desa Batu Kumbung dalam merawat keberagaman. 

"Ini perlu dicontoh, semangat bersama dalam gotong royong menepis segala perbedaan. Semua pihak harus belajar pada Batu Kumbung," jelas Ketua DPD PDIP NTB itu. 

Di tempat yang sama, Kepala Desa Batu Kumbung Kepala Desa Batu Kumbung H. Wirya Hadi Saputra menyampaikan apresiasi atas kunjungan sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang digelar di tempatnya. 

Masyarakat yang hadir dalam sosialisasi 4 pilar merupakan dua unsur masyarakat Batu Kumbung yakni mayoritas islam dan hindu.

Dusun Batu Kumbung, kata Wirya Hadi juga pernah dikunjungi oleh 18 negara Asia-Afrika yang meneliti soal keberagaman yang telah turun temurun dirawat nenek moyang Desa Batu Kumbung hingga kini. "Ada air di pura yang dialirkan sebagai air wudhu bagi masyarakat umat islam di Musala. Itu juga nanti akan ditinjau setelah kegiatan ini," jelasnya. 

Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD NTB fraksi PDIP Ruslan Turmuzi, Sekretaris DPC PDIP Lombok Barat Nyoman Widiarsana, anggota DPRD Lombok Barat fraksi PDIP dapil Narmada-Lingsar Sardian beserta ratusan masyarakat Desa Batu Kumbung.

 Sosialisasi 4 Pilar 

Dua narasumber dihadirkan. Yakni, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram),

Prof. Dr. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo,  Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Dr. Alfin Syahrin dan Pengajar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Budi Luhur Jakarta, Dr. Hakam Ali Niazi. 

Prof. Dr. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo mengaku, ia memuji kiprah Anggota DPR RI H. Rachmat dan partainya yang dianggap konsisten dalam menjaga pondasi bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika selama ini. 

"Menjaga dan merawat Pancasila itu, bukan hanya dengan dihafalkan tapi harus di ejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini karena Pancasila sesuai kata bung Karno diambil dari jiwa bangsa," tegas dia. 

Prof Gatot mendaku, kristalisasi Pancasila dan UUD 1954 itu, tercermin dalam pluralisme warganya. Kata dia, dalam ajaran agama Islam, terkandung makna bahwa keberagaman itu adalah sebuah rahmat. 

Untuk itu, sebagai sebuah entitas bangsa plural, tentunya  jika ada pihak-pihak tertentu yang menjadikan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) sebagai isu komoditas politik. Tentunya, kader PDI Perjuangan diharapkan tidak kepancing pada hal itu. 

"Kita ini bukan negara agama, pendekatan kita sudah jelas adalah Pancasila. Maka, keberagaman sebagai sebuah fakta historis harus kita dudukan pada porsinya. Yakni, agama itu, adalah spirit. Jadi siapapun enggak boleh lagi melakukan praktik mengkonfrontasi, antara agama dan Pancasila," ujar dia. 

Halaman:

Editor: Dwi Putro Agus Asianto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X