SUARAKARYA.ID: The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di urutan 13 tokoh Muslim paling berpengaruh dunia tahun 2023.
Selain itu, tercatat nama Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan penceramah Habib Luthfi bin Yahya dalam daftar 50 besar tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia 2023.
RISSC sendiri merupakan lembaga riset independen yang terafiliasi dengan The Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought (Institut Aal Al Bayt Kerajaan untuk Pemikiran Islam).
Lembaga internasional independen nonpemerintah ini bermarkas di Amman, Ibu Kota Kerajaan Yordania.
Dikutip dari Buku 'The Muslim 500: The World's 500 Most Influental Muslims 2023' di laman resmi themuslim500.com, Senin (31/10/2022), tiga nama tokoh dari Indonesia masuk daftar 50 muslim berpengaruh di dunia.
Selain Jokowi yang berada di posisi 13 dunia, ada Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di posisi 19, dan penceramah Habib Luthfi bin Yahya (30).
Posisi Jokowi di urutan ke-13 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia tahun ini sama dengan posisinya tahun 2022 yang juga menempati urutan 13 dunia.
Jokowi menduduki posisi lebih baik di urutan ke-12 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2021.
Memang, Jokowi konsisten masuk dalam 50 besar tokoh muslim dunia versi RRISC sejak 2014. Posisi tertinggi yang pernah ditempatinya adalah urutan ke-11 yang diperoleh tahun 2014 dan 2015.
Baca Juga: Cek Obat Sirup, Menko PMK Sambangi Laboratorium Pengujian Obat di BPOM
Jokowi bersanding dengan berbagai pimpinan negara Islam dan sejumlah ulama internasional.
Jokowi mengungguli sejumlah tokoh muslim dunia pada daftar itu. Salah satunya Imam Besar Masjid Al-Azhar Sheikh Dr Ahmad Muhammad Al-Tayyeb.
Artikel Terkait
Jokowi: Bantuan Subsidi BBM Hampir Selesai Tersalurkan, Sudah 99,7 Persen
Gugatan Dicabut, Sidang Perdana Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Batal
Johanis Tanak Dilantik Jokowi, KPK Makin Solid Saling Menguatkan
Desakan Agar Jokowi Jadi Ketum PDIP Tidak Wakili Ganjar Dan Relawan