Ketika nama Ganjar Pranowo dimasukkan dalam treatment 1 (T1), yaitu sebagai calon presiden dari PDIP, hasil studi berbanding terbalik. Ada 43 persen yang menjawab ya, 33 persen menjawab tidak, dan 24 menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
Data ini menunjukkan bahwa jika mencalonkan Ganjar, suara PDIP berpotensi mengalami penguatan, dari 28 persen (kontrol) menjadi 43 persen (dengan Ganjar sebagai calon presiden).
Baca Juga: Ini Cara Mempersiapkan Rencana Keuangan Untuk Masa Senja
"Ganjar memperkuat PDIP secara signifikan," kata Saiful. Ganjar, menurut Saiful, bisa membantu PDIP.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden.
Response rate sebesar 1053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus KDRT yang Dilaporkan Lesti Kejora, Nitizen Sebut Sosok Selingkuhan RB
Dalam studi eksperimental untuk menguji efek calon presiden terhadap PDIP, responden dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok (kontrol, treatment 1, treatment 2, treatment 3, dan treatment 4) dan setiap kelompok diberi satu pertanyaan yang berbeda dari kelompok yang lain.***
Artikel Terkait
Kejagung dan Gakkum KLHK Diminta Panggil Ketua Kadin Sultra Terkait Dugaan Perambahan Hutan di Konut
Kerja KPK Tembus Kamar Sakral MA, Ibu-ibu Petani Kopi Dukung Firli Bahuri Nyapres
Kemendagri Perdalam Praktik Baik Layanan dan Proteksi Data Kependudukan Jepang
Kemendagri Canangkan Program BPJAMSOSTEK Perlindungan Satu Desa 100 Pekerja Rentan