Pendekatan Adat, Sosial, dan Budaya Harus Jadi Perhatian Pemerintah Membangun IKN

- Jumat, 28 Januari 2022 | 16:21 WIB
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdidjat. ((Istimewa))
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdidjat. ((Istimewa))

 

 JAKARTA: Keberagaman adat dan budaya masyarakat Kalimantan Timur yang akan menjadi pusat pemerintahan sebagai Ibu Kota Negara di Penajam, Paser Utara harus menjadi perhatian bagi pemerintah. Sebelum dimulai pembangunan harus ada pendekatan secara adat, sosial, dan budaya kepada masyarakat setempat.

Peringakan ini disampaikan Wakil Ketua MPR Lestari Moerdidjat yang baru saja meninjau lokasi Ibu Kota Negara di Penajam, Kamis (27/1/2022). Menurut dia, jangan sampai kondisi yang sekarang diam ibarat api dalam sekam.

Apalagi, katanya, suhu politik menjelang Pemilu 2024 mulai meningkat, sehingga dikhawatirkan rencana pembangunan IKN yang adem ayem tiba-tiba bisa meledak.

“Saya khawatir suasana yang sekarang diam, jangan-jangan ada api dalam sekam. Apalagi menjelang menjelang 2024 isu-isu politik akan mengemuka dan rawan 'digoreng', sehingga perlu pendekatan dari sisi budaya yang lebih intens dalam pengembangan IKN," katanya.

Lestari mengatakan permasalahan yang timbul berkaitan dengan adat dan budaya adalah "socio culture". Hal itu mudah diledakkan dengan berbagai alasan. Karena itu, dia meminta pemerintah agar memperhatikan aspek-aspek adat dan budaya dengan baik dalam proses pengembangan IKN di Kalimantan Timur.

Dia mengakui bahwa dalam proses pembangunan IKN baru, pemerintah sudah berupaya membangun komunikasi dengan masyarakat setempat. "Namun sejumlah upaya membangun komunikasi yang dilakukan pemerintah belum cukup dan masih harus ditingkatkan," ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan pengamatan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), sebagian komunitas masyarakat setempat mengetahui ada rencana pembangunan Ibu Kota Negara di wilayah mereka, sedangkan sebagian lainnya tidak tahu.

Data AMAN menunjukkan, sebagian komunitas masyarakat yang tahu tentang pembangunan IKN belum memahami konsekuensi yang akan muncul, antara lain terkait masalah sosial, budaya, kepastian hukum, dan lingkungan hidup dalam proses pembangunan IKN.

"Di sejumlah kawasan yang dibangun menjadi IKN baru itu memang merupakan wilayah tempat tinggal dari sejumlah etnis di Kalimantan Timur. Di Kabupaten Penajam, Paser Utara misalnya, terdapat komunitas-komunitas dari etnis Paser dan beberapa komunitas dari subetnis Dayak Kenyah dan Dayak Modang," katanya.
Selain itu, di Kutai Kartanegara terdapat komunitas dari etnis Kutai, Dayak Modang, Benuaq, Tunjung, Kenyah, Punan, dan Basab.

Lestari mengatakan beragamnya etnis yang bersentuhan dengan wilayah pembangunan dan pengembangan IKN, maka pemerintah perlu lebih mengintensifkan pendekatan-pendekatan adat dan budaya agar pembangunan IKN di Kalimantan Timur memberi kemaslahatan bagi seluruh anak bangsa. ***

 

Editor: Markon Piliang

Terkini

Guru di Cirebon Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil

Kamis, 16 Maret 2023 | 12:59 WIB
X