Namun, seperti dipantau dari media antaranews.com, dia menyarankan agar masa kampanye Pemilu 2024 dilaksanakan selama 75-90 hari dengan mempertimbangkan beberapa hal.
"Pertama, komunikasi orang bukan sekedar pertemuan fisik namun bisa dilakukan secara virtual untuk mengurangi orang bertemu secara fisik. Saat ini orang klik buka komputer bisa bertemu 100 orang bahkan 1000 orang," ujarnya.
Baca Juga: Alumni-alumni IPB Terbaik Harus Siap Dikirim Ke Kampung Dan Pelaku UMKM Didorong Ke Luar Negeri
Kedua, menurut dia, pertemuan masif dengan mengundang massa yang besar sudah tidak efektif karena misalnya mengundang 10 ribu orang untuk kampanye, tidak semuanya bisa memilih.
Ketua Komisi II DPR RI itu mengatakan, pertemuan-pertemuan masif dengan skala besar sudah ditinggalkan kontestan partai politik maupun calon anggota legislatif (caleg).
"Ketiga, media kampanye bisa menggunakan teknologi digital, tidak perlu memasang berbagai macam-macam (alat peraga kampanye). Kampanye bisa menggunakan media lain yang efektif dan efisien," katanya.
Keempat, kata dia, ketika masa kampanye dipersingkat maka akan mengurangi kapan waktu memulai tahapan Pemilu 2024 karena misalnya kalau sesuai usulan KPU yaitu 120 hari maka tahapan dilaksanakan pada Juni 2022.
Baca Juga: Amerika Serikat Dan Sekutu Eropa Bertekad Bulat Perang Total Lawan Rusia Bila Menginvasi Ukraina
Ia menilai apabila tahapan Pemilu 2024 dipersingkat maka akan banyak waktu digunakan untuk urusan pemerintahan seperti pemulihan ekonomi, penanganan Covid-19, hingga KTT G20.
Ia mengatakan, Komisi II DPR bersama penyelenggara pemilu dan pemerintah akan membahas secara rinci terkait Pemilu 2024 seperti tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilu. ***
Artikel Terkait
Salam Pancasila Bukan Sebagai Ganti Salam Keagamaan Tapi Untuk Titik Temu Kemanusiaan Di Ranah Publik
Menghilang Bikin Geger, Muncul Pun Peng Shuai Bikin Heboh Australia Terbuka Dan Dunia
Kejar Kenaikan Peringkat Dunia, UGM Kerahkan Ribuan Alumni Yang Tersebar Di Seluruh Tanah Air