JAKARTA: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masih banyak tantangan akan dihadapi bangsa Indonesia memasuki tahun 2022. Tantangan-tantangan tersebut, antara lain Omicron, kenaikan inflasi, tapering off, krisis energi di negara-negara lain yang dipastikan dapat mengganggu ekspor nasional.
Demikian pernyataan Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (03/02/2022), yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Namun, Presiden optimis bahwa melalui semangat kerja keras, tantangan-tantangan itu akan bisa dilalui bangsa Indonesia. "Saya kira tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi. Dan, saya meyakini dengan semangat kerja keras kita bersama, tantangan-tantangan itu akan bisa kita lalui dengan baik'" ungkap Presiden.
Menurut Presiden, patut disyukuri bahwa berdasarkan laporan Ketua OJK, di bursa sekarang ini ada kenaikan IHSG di tahun 2021 dengan return 10,1 persen. Ini sebuah angka yang lumayan tinggi dibandingkan Filipina, Malaysia, dan Singapura, Indonesia masih di atas. "Singapura di 9,8 (persen), Malaysia minus 3,7 (persen), Filipina minus 0,2 persen, kita di 10,1 persen. Ini juga patut kita syukuri," kata Presiden.
Menurut Presiden, jumlah orang yang masuk ke bursa, investor pasar modal juga naik sangat tinggi. "Di 2017, tadi disampaikan oleh Pak Ketua OJK 1,1 juta. Hari ini mencapai 7,4 juta investor, utamanya investor-investor retail ini yang banyak dari anak-anak muda, milenial, Gen Z, semuanya masuk. Kita harapkan ini akan terus membesar dan akan memberikan dorongan kepada pertumbuhan ekonomi negara kita," ujarnya..
Lebih jauh Presiden meihat adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi yang cukup kuat. Ini bisa dilihat dari neraca dagang Indonesia yang surplus 34,4 miliar dolar AS. Bahkan, dalam 19 bulan kondisinya surplus terus, belum pernah minus. Ekspor naik y-on-y 49,7 persen. Demikian pula impor juga naik, bahan baku, bahan penolong 52,6 persen.
Ekspor Indonesia meningkat, salah satunya karena Indonesia menghentikan ekspor raw material, ekspor bahan mentah dari minerba, yaitu nikel. Kalau biasanya hanya 1-2 miliar dolar AS, pada akhir tahun sudah hampir mencapai 21 miliar dolar AS, 20,8 miliar dolar AS.
"Saya kira keberanian kita menyetop itu hasilnya kelihatan. Oleh sebab itu, kita akan lanjutkan dengan setop bauksit, setop tembaga, setop timah, dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita," kata Presiden.
Selain itu, peringkat daya saing Indonesia atau competitiveness index juga mengalami kenaikan sebanyak tiga peringkat. Peringkat di sektor bisnis naik ke posisi 37 dan di digital bisnis naik ke posisi 53.
Target Vaksinasi Terlampaui
Presiden Jokowi mengapresiasi penurunan signifikan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus berlangsung.. Demikian pula tercapainya target vaksinasi 280 juta dosis vaksin hingga akhir 2021 yang kini bahkan sudah terlampaui. Termasuk program vaksinasi anak-anak yang sudah mencapai 3,8 juta.
Dan, sampai Senin (03/01/2022) hari ini, vaksin dosis pertama yang sudah disuntikkan sebanyak 79,6 persen, dan dosis kedua 54,8 persen.
"Ini kerja keras kita semuanya, pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, BIN, seluruh perusahaan-perusahaan swasta besar maupun menengah, kecil semuanya bergerak, ormas bergerak. Modal kita ada di situ. Kebersamaan, gotong-royong, inilah modal kita," ujar Presiden.
Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet (Setkab) Pramono Anung, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.