Oleh: Syamsudin Walad
SUARAKARYA.ID: Tantangan Pers di era digitalisasi dan internet cukup berat dan pelik. Pers ditekan sejumlah kepentingan hingga kerap pers tak berdaya dan melepaskan sederet idealisme dalam menulis karya jurnalistik mereka.
Tantangan pers kini tak hanya dari pemilik modal dan penguasa terkait intervensi isi pemberitaan. Tetapi juga dari sisi bahasa dan kaidah-kaidah jurnalistik. Kerap pers bahkan lupa akan tugas mencerdaskan kehidupan bangsa demi mengejar pageview. Konten-konten yang disajikan sering kali terpancing dengan viralnya sebuah isu di media sosial.
Isu-isu yang bersifat edukasi dan mendidik sering kali tergusur oleh isu-isu kacangan yang bahkan cenderung menyesatkan dan hoax. Semua tak lepas dari tuntutan industri dan persaingan demi mengejar pageview.
Kini wartawan, terutama media online, tak hanya dituntut membuat berita yang berkualitas, berimbang dan mencerdaskan,, namun juga mereka dituntut memperhatikan SEO Google agar tulisan mereka banyak dibaca orang.
Baca Juga: Relokasi Ditunda, Pemkot Depok Siap Bangun Kelas Baru untuk Siswa SDN Pondok Cina 1
SEO merupakan singkatan dari Search Engine Optimization yang merupakan teknik yang digunakan untuk optimisasi suatu website dengan tujuan memudahkan mesin pencari untuk menemukan halaman/website dan menempatkan di halaman pertama di mesin pencari dengan keyword yang ditentukan oleh user. SEO google kini kerap memporak-porandakan kaidah-kaidah dalam penulisan karya jurnalistik di media online.
Di era media cetak, kita kerap mendengar istilah mengejar oplah. Kini seiring dengan era digitalisasi dan internet, kata-kata oplah sudah jarang terdengar lagi. Yang sering kita dengar adalah kata viral, pageview, viewers dan SEO Google. Era media cetak pun tergeser dengan era media online. Tolak ukur kini tak lagi oplah melainkan viewers. Demi mengejar viewers kerap wartawan menanggalkan idealisme mereka dalam menulis berita. Kaidah dalam penulisan jurnalistik pun banyak ditabrak.
Demi mengejar viewers, kini patokan wartawan dalam menulis kerap terjerumus dan terpaku pada SEO Google. Dengan menempati halaman pertama atau dengan menempati di urutan pertama di mesin pencari google maka akan lebih berpotensi untuk mendapatkan pengunjung yang lebih banyak
Baca Juga: Visi-Misi Jelas, Terarah dan Terukur, Guru Besar UNY Apresiasi La Nyalla
SEO sangat berfokus kepada kata kunci yang diinputkan, oleh karena itu dengan menerapkan teknik SEO ini akan membantu orang dalam menemukan artikel atau tulisan berita.
Di industri pers digital, media tak hanya sekadar menyajikan tulisan berita dengan kaidah jurnalistik, tetapi juga memperhatikan SEO Google agar mendapatkan viewers banyak dan tidak tenggelam diantara pesaing.
Meski saat ini media pers tidak sekaku dulu dalam menerapkan kaidah-kaidah penulisan jurnalistik, namun pers tetap memiliki identitas yang tegas sehingga tetap bisa dibedakan dengan media sosial.
Dalam berbagai kesempatan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari mengatakan masyarakat harus dapat lebih jeli membedakan antara produk pers dengan informasi yang beredar di media sosial sebagai upaya membentengi diri dari informasi hoax atau kabar palsu.
Artikel Terkait
OKK PWI Depok, Menjaga Kualitas dan Standarisasi Wartawan di Kota Depok
Masyarakat Antusias, Semarak HPN 2023 Terasa di Seluruh Penjuru Medan, Sumatera Utara
Gubernur Edy Rahmayadi Buka Pameran Pers, Metaverse, UMKM dalam Rangka HPN