Sebab tidak bisa dimungkiri bahwa bekal ilmu agama santri sudah cukup mumpuni, sehingga dalam mengajar atau mengaji dapat dipadukan dengan teknologi guna memperluas jangkauan dan mensyiarkan ajaran Islam. Selain pengembangan teknologi dalam mengaji santri juga dapat mengembangkan skill entrepreneur sebagai mana munculnya gagasan “santripreneur”. Gagasan tersebut pada dasarnya memberikan pelatihan kepada para santri untuk berwirausaha atau mengembangkan potensi-potensi ekonomi pondok pesantren. Sebab di Indonesia sendiri terdapat 28.194 pondok pesantren dengan 44,2% memiliki potensi ekonomi. Sehingga dengan gagasan entrepreneur pengelolaan potensi ekonomi pesantren seperti Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dapat lebih dimaksimalkan.
Selain itu jika dilihat peran ekonomi pesantren tersebut juga akan memberikan pengaruh pada ekonomi nasional melalui aspek ekonomi syariah. Serta dengan mengembangkan potensi ekonomi pesantren maka peran ekonomi syariah juga akan semakin meningkat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada ekonomi syariah. Peningkatan skill-skill pada era teknologi saat ini menjadi penting guna dapat menjadi pemenang dalam persaingan yang ada. Selain itu diharapkan para santri dapat menjadi generasi unggul yang dapat memberi peran pada kemajuan Indonesia dan memberi warna pada peradaban bangsa. ***
* Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Artikel Terkait
Lantik DPD Satkar Ulama,Hiwasi & AMSI Provinsi Bali, Idris Laena Gelorakan Kemenangan Golkar dan Airlangga
Airlangga: Pertumbuhan 2023 Melambat, Tantangan Khusus Keketuaan Indonesia di ASEAN
Target Emas Terlampaui Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2022, Airlangga: Kita On The Right Track Jalankan DBON