Oleh Dali Tahir
SUARAKARYA.ID: Bagai petir di siang bolong. Ingat pepatah lama yang seperti itu? Ya, begitu perasaan saya ketika tiba-tiba ada Lembaga Survey Indikator Politik membuat survey tentang sepakbola. Jujur, sepanjang karir saya sebagai mantan praktisi dan pengurus sepakbola, 40 tahun, belum sekali pun ada hal semacam ini.
Apalagi, isi surveynya terkait dengan tragedi Kanjuruhan dan yang 'dicecar' adalah posisi Ketum dan Komite eksekutif PSSI. Sebanyak 60,2% responden setuju Ketum PSSI Mochamad Iriawan beserta jajarannya mengundurkan diri dari kepengurusan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral. Begitu judulnya yang membuat saya tersenyum.
Maaf...., kok sama ya dengan keinginan kelompok tertentu? Apalagi, saat ini hasil rekomendasi TGIPF dan Komnas ham mulai redam gaungnya. Kok, seperti ingin dibangunkan?
"Buat mereka yang ingin menjadi Ketum dan esko PSSI, sabaaar ya. Ada waktunya kok, " kata Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, Ketum PSSI melalui video sejak dua pekan lalu.
Baca Juga: IBUL, Akhirnya Pilih KLB PSSI
Dan FIFA sendiri sudah menjawab permohonan PSSI untuk KLB. Anehnya surat dijawab bukan oleh sekjen dan juga bukan dari Markas FIFA, Swiss. Selain itu, waktunya juga seperti bertentangan dengab statuta FIFA sendiri.
Jadi, saya merasa lucu saja dengan tokoh lembaga survey itu. Jangan-jangan, maaf ya, dia pun tak tahu bahwa sepakbola punya aturan. Sekali lagi maaf lho.
Menurutbpendapat saya sebagai orang yang pernah duduk di esko AFC dan Komite Etik di FIFA, hal semacam ini belum pernah terjadi di mana pun. Bahkan ketika Blatter (mantan Presiden FIFA) dan Hammam (mantan Presiden AFC) ada masalah.
Artikel Terkait
Ekonomi Tumbuh Impresif, Airlangga: Indonesia Bisa Jadi Titik Terang dalam Kegelapan 2023
Sst.. Relawan Projo Tiba-tiba Temui Airlangga, Sampaikan Pesan...
Pertemuan Makassar, Pancarkan Sinyal Kuat Airlangga Hartarto Capres KIB pada Pilpres 2024