Oleh: Syamsudin Walad
SUARAKARYA.ID: Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa lebih solid jika Ganjar Pranowo dicapreskan berpasangan dengan Airlangga Hartarto. Selain Elektabilitas Ganjar yang tinggi, jauh diatas Airlangga, Ganjar juga sudah digadang-gadang kader PAN dan PPP di daerah-daerah.
Seperti diketahui PAN dan PPP tergabung dalam KIB bersama Partai Golkar. PAN dan PPP tampaknya sadar diri partainya tak mungkin mengusung Capres dari internal partai. Sementara untuk Cawapres, di KIB, PAN dan PPP diyakini tidak pede bersaing dengan Golkar. Kini keduanya sepertinya tinggal berharap legowonya Airlangga untuk bersedia jadi Cawapresnya Ganjar.
Tak ada politik tanpa adanya itung-itungan. Jika skenario Ganjar - Airlangga berjalan lancar, tentu PAN dan PPP berharap posisi Menko. Posisi Menko di kabinet memang cukup stratgis. Dan posisi itulah yang paling mungkin didapat kedua partai dengan suara kisaran 6 - 5 persen.
Baca Juga: Kasus Ferdy Sambo, Selain Dramatis Juga Diwarnai Apresiasi-Apresiasi
Terlepas dari Partai Golkar yang masih berkutat dengan pencapresan Airlangga Hartarto. PAN dan PPP di DPP mereka sepertinya bakal mengikuti keinginan kader-kader di daerah. Kedua partai sepertinya bakal realistis saja dengan perolehan suara mereka dan elektabilitas kader mereka yang kurang moncer.
Di daerah-daerah nama Ganjar Pranowo memang cukup membumi. Dan berdasarkan sejumlah survey elektabilitas Ganjar masuk dalam tiga besar bersama Prabowo dan Anies Baswedan. Inilah yang membuat PAN dan PPP melirik Ganjar. Meski Ganjar sendiri masih berharap pencalonannya sebagai Capes 2024 tetap diusung partainya sendiri, PDIP.
Baca Juga: Terkuak di CCTV Brigadir Yosua Masih Hidup Ketika Ferdy Sambo Tiba di Rumah Dinas
Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto menyampaikan Ganjar memiliki peluang besar untuk diusung sebagai capres seperti keinginan Kader PAN di daerah.
Artikel Terkait
Golkar Diharapkan Jadi Wadah Politik Anak Muda
Airlangga Paparkan Strategi Jaga Optimisme Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional
Kader PAN dan PPP Daerah Usung Ganjar, Bagaimana dengan Golkar?