Sanksi Malaka Gate Setengah Hati PSSI

- Jumat, 7 Oktober 2022 | 15:59 WIB
Wina Armada Sukardi (Ist)
Wina Armada Sukardi (Ist)

Berdasarkan laporan resmi, panitia setidak-tidaknya memperoleh Rp 2,3 miliar. Ini terdiri dari penjualan tiket ekonomi Rp 1,9 miliar, VIP Rp 282 juta, dan VVIP Rp 50 juta. Sedangkan dari hitung-hitungan yang tidak resmi, keuntungan panitia dari 40 ribu penonton mencapai Rp 5 miliar.

Lantas apa artinya denda Rp 250 juta dibanding dari hasil penjualan tiket saja . Jumlah Rp 250 juta cuma sekitar 5% -10% dari pendapat pertandingan sehari Arema versus Persebaya. Itu belum dihitung kekayaan Arema lainnya. Dengan begitu Arema bakal mudah membayar denda itu dan tidak memberikan efek jera yang siginfikan atas
melayangnya 125 nyawa.

Tumpul ke Atas, Tajam ke Bawah

Sanksi PSSI ini terasa benar, tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Kenapa? Untuk Suko Sutrisno, seorang petugas sekuriti yang tidak membuka semua pintu manakala pertandingan berakhir , dijatuhi hukuman seumur hidup tidak boleh terlibat dalam dunia sepak bola.

Sebuah hukuman maksimal. Tetapi apakah Suko merupakan petugas independen yang dapat memutuskan sendiri dalam pelaksanaan tugasnya, atau dia merupakan bagian dari rangkaian sistem yang tidak dapat memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan sesuatu, termasuk apakah sudah boleh membuka pintu atau belum, namun oleh PSSI telah dijatuhkan hukuman maksimal. Bagaimana dengan pihak “yang berkuasa” sebagai pengendali Suko? Siapa dia? PSSI tak menjelaskannya.

Baca Juga: Prof Sapta Nirwandar: INHALIFE Conference 2022 Fokus Pada Implementasi Hasil Laporan Tahun Sebelumnya

Orang bertanya-tanya, apakah lantaran Suko merupakan pihak yang tidak berdaya dan pelaksana bawahan dia dihukum seumur hidup tidak boleh ikut dalam kegiatan sepak bola. Apalah karena dia tidak mungkin dapat “melawan?”

Ada juga Abdul Haris, ketua Pelaksana Pertandingan, yang dihukum seumur hidup. Meskipun menduduki jabatan mentereng, Ketua Pelaksana Pertandingan, perlu pula diperiksa apakah betul kewenangannya sedemikian luas, tanpa ada pihak lain yang mengendalikan dia, sehingga dianggap salah satu orang yang paling bertanggung jawab dan dihukum seumur hidup.

Taruhlah memang keduanya kita pandang bersalah dan oleh karennya harus dihukum seberat-berat. Pertanyaan kita, kenapa hukuman yang berat juga tidak diterapkan kepada klub? Kan ini memberi impresi ada ketimpangan atau ketidakadilan perlakuan. Kalau mau lebih baik, Klub pun harus dihukum berat. Misalnya lima tahun tidak boleh ikut kompetisi, setidaknya tiga tahunlah. Lalu jumlah dendanya supaya adil mestinya sekurang-kurangnya dikenakan denda Rp 5 miliar, atau sekurang-kurangnya Rp 2,5 miliar.

Di luaran lantas beredar kabar, klub Arema tidak dihukum maksimal lantaran salah satu pemilik Arema menjadi pejabat teras di pengurusan PSSI.
Tapi karena beratnya sanksinya tidak seimbang, keputusan Komdis PSSI dapat dibaca sebagai tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Sanksi yang mengandung kontrakdiksi dan tidak mengandung ketidakadilan

Baca Juga: Menko Airlangga Harapkan Forum P20 Dapat Menyelesaikan Masalah Geopolitik dalam Menghadapi Krisi Global

Tidak Mencapai Tujuan

Dengan sanksi yang seperti itu, apa sebenarnya tujuan dijatuhkan sanksi? Jika sanksi itu untuk mencapai efek jera dan tujuan akirnya ada lah perbaikan dari ekosistem budaya sepak bola Indonesia, sama sekali tidak tercapai. Sanksi-sanksi itu lebih merupakan pembenaran dari PSSI sendiri, padahal sanksi itu justeru mencoreng PSSI sendiri.***

* Wina Armada Sukardi, wartawan senior

Halaman:

Editor: Gungde Ariwangsa

Sumber: Wina Armada Sukardi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bumi Pertiwi Terhimpit Diantara Dua Gajah

Rabu, 31 Mei 2023 | 12:15 WIB

Catatan Reformasi

Senin, 29 Mei 2023 | 22:46 WIB

Sumber Pendapatan Partai Politik

Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:47 WIB

Kuota Haji

Kamis, 25 Mei 2023 | 00:45 WIB

Pemimpin

Senin, 22 Mei 2023 | 17:28 WIB

Jalan Rusak dan Layanan Transportasi Umum

Minggu, 21 Mei 2023 | 16:27 WIB

Polisi Cerdas, Polisi yang Melayani

Jumat, 19 Mei 2023 | 06:01 WIB

Anies dan Masa Depan Korupsi di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 22:21 WIB

Sejarah Konspirasi

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:54 WIB

Buku Jendela Dunia

Rabu, 17 Mei 2023 | 00:45 WIB
X