Oleh Ahmad Febriyanto
SUARAKARYA.ID: Uang kita dan APBN kita begitulah kata yang sering kita temukan dalam laman akun internet Kementerian Keuangan ketika melaporkan alokasi APBN. Upaya Kementerian Keuangan atau Kemenkeu dalam hal ini adalah untuk mencegah adanya hal-hal yang tidak diinginkan dari uang yang dimiliki negara.
Berkaca dari kasus korupsi yang sering terjadi di Indonesia transparansi tampaknya dapat menjadi salah satu solusi. Utamanya dalam hal keuangan negara. Karena menurut data Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat bahwa kerugian negara yang timbul akibat kasus korupsi pada tahun 2020 adalah 56,7 triliun dan mengalami peningkatan pada tahun 2021 dengan Rp 62,9 triliun.
Selain itu dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga mengungkap risiko dalam penggunaan APBN. Hal tersebut terbukti dengan diungkapnya kasus kesalahan alokasi dana pada program bantuan covid-19 yang jumlahnya cukup besar.
Baca Juga: G20, Inovasi dan Ekonomi
Selain untuk menyelesaikan terkait penggelapan dana yang ada, transparansi sebenarnya juga merupakan tindak lanjut dari UU No.17 tahun 2003. Dalam UU No.17 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa “keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.” Dan pada pasal 3 ayat 1 juga dijelaskan bahwa “keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan undang-undang, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.”
Sehingga berangkat dari undang-undang tersebut maka semangat Uang kita dan APBN kita yang terus dikampanyekan oleh Kementerian Keuangan menjadi relevan serta mengajak masyarakat Indonesia untuk mengerti alokasi APBN yang ada.
Edukasi
Transparansi juga dapat menjadi solusi yang cocok dengan segala problematika yang ada terkait dengan keuangan negara. Terutama pada tahun 2022 ekonomi bangsa Indonesia sedang bangkit secara perlahan-lahan setelah hampir 2 tahun terdampak pandemi covid-19.
Artikel Terkait
Menko Airlangga Ungkap, Pemerintah Sinergikan 3 Sektor Fundamental Memperkuat Daya Saing Ekonomi Nasional
Menko Airlangga Apresiasi GIIAS 2022 Lebih Banyak EV, Indonesia Sudah Ekspor Produk Otomotif ke 80 Negara
Airlangga: Tetap Optimis Bekerja Sama Pulihkan Ekonomi untuk Kurangi Kemiskinan