Oleh Aidila Fitriansyah SE, MMA
SUARAKARYA.ID: Generasi milenial yang hidup di era digital saat ini perlu membangun kepedulian terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan. Sebab, tantangan dalam mencukupi kebutuhan pangan kedepan semakin komplek dan nyata. Hal ini disebabkan masih tingginya konversi lahan pertanian, perubahan iklim yang sulit diprediksi dan jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang terus berkurang.
Upaya penyediaan bahan pangan sangat penting, karena pangan merupakan kebutuhan mendasar dan bagian dari hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Jika ketersediaan pangan kurang, karena tidak sebanding kebutuhan, dikhawatirkan tidak hanya menciptakan ketidakstabilan ekonomi, namun juga bisa berpengaruh negatif terhadap sendi-sendi pembangunan lain, termasuk keamanan dan ketahanan nasional.
Dalam konteks ini, pembangunan pertanian sangat penting diperhatikan, karena sektor inilah yang menghasilkan produksi pangan di dalam negeri. Jika pembangunan pertanian berjalan dengan baik, akan memberikan hasil produksi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Sebaliknya, jika sektor ini terabaikan, dampaknya tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, tetapi juga akan sangat tergantung komoditi dari luar, yaitu impor.
Baca Juga: Gaya Bagi-Bagi Bingkisan Presiden Jokowi Membahayakan Demokrasi Indonesia?
Baca Juga: Terdeteksi 8 Kasus Covid 19 Subvarian Omicron BA.4 Dan BA.5 Di Indinesia
Impor pangan tentunya tidak dikehendaki, apalagi jika bisa diproduksi di dalam negeri. Impor pangan, selain akan membuat ketergantungan dari luar, sehingga negara tidak mandiri dan berdaulat dibidang pangan, juga akan menguras devisa negara. Tak hanya itu, impor pangan juga akan menurunkan gairah petani dalam berusahatani, karena produk yang dihasilkan petani akan jatuh harganya, karena bersaing dengan produk dari luar.
Dari gambaran tersebut, jelas bahwa sektor pertanian harus mampu meningkatkan produksi dalam negeri, agar kecukupan pangan penduduk bisa terpenuhi. Namun demikian, sektor yang banyak menyerap tenaga kerja di pedesaan ini juga mempunyai tantangan dan permasalahan, yang jika tidak dikelola dan dicarikan solusinya, dapat mempengaruhi produksi pangan dan ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Mentan: PMK Hewan Tidak Menular Ke Manusia, Kementan Siapkan Strategi Pemberantasan
Artikel Terkait
Mentan Apresiasi Antusias Tinggi Peserta Pelatihan Sejuta Petani Dan Penyuluh Vol 3 2022
Kementan Segera Kukuhkan 15 Petani Muda Sebagai Young Ambassador
Program CSA Kementan Bantu Petani NTT Lebih Produktif