Sejarah Konspirasi

- Kamis, 18 Mei 2023 | 12:54 WIB

 

Oleh: Yus Dharman

SUARAKARYA.ID: Setelah Profesor Adam Weis Howight Ahli Theologi Universitas Angold stadt di Jerman murtad dari agamanya pada tahun 1784, Ia kemudian mengikuti faham Atheisme.

Tidak lama berselang tokoh-tokoh Yahudi Jerman menghubungi nya untuk diajak bekerja sama agar Howight bersedia meninjau Kitab Protokol tokoh-tokoh Zion klasik, kemudian menyusunnya disesuaikan berdasarkan prinsip modern, suatu strategi untuk menguasai dunia, yaitu dengan meletakkan faham Atheisme dan hedonisme untuk menyesatkan seluruh umat manusia agar mudah di cucuk hidung nya.

Setelah menyelesaikan tugas cemerlang meletakkan dasar-dasar landasan dengan program-program sebagai berikut :
1) Menggoda Aparatur pemerintahan dg uang dan Sex, serta mendongkel ajaran agama dari pemeluknya.
2) Devide at impera bangsa non-Yahudi (Gentiles/Goyim) untuk saling bermusuhan terus-menerus, meniupkan isu SARA, ekonomi, sosial, politik, budaya, dan seterusnya.
3) Mempersenjatai kelompok-Kelompok agar saling membunuh dan menghancurkan.
4) Menanamkan benih perpecahan dalam suatu negeri, kemudian memecah belah lagi menjadi berbagai kelompok, yang saling membenci. agar sendi-sendi agama yg mereka anut, moralitas serta materi yang mereka miliki akan terkuras habis.
5) Mewujudkan seluruh cita-cita yang telah disusun secara bertahap, yaitu
menghancurkan pemerintah sah serta norma-norma susila, provokasi untuk menabur benih pergolakan, kebejatan dan kekejaman.

Baca Juga: Sidang Korban Mafia Tanah Mengungkap Fakta Adanya Konspirasi Hukum dan Kriminalisasi

Peran Howight bukan hanya meletakkan prinsip dasar dalam Konspirasi Internasional itu, melainkan juga menyusun kembali serta menghidupkan organisasi Free Masonry.

Untuk menghancurkan bangsa lain selain Yahudi yaitu dengan devide at impera/ adu domba menggunakan isu SARA. Agar terjadi kerusuhan dan pemberontakan pada suatu Negara yg merongrong Pemerintahan yg resmi.

Baca Juga: DPR: Masyarakat Agar Tidak Termakan Hoax Ataupun Teori Konspirasi Covid19

Prof Howight juga dipercaya untuk memimpin organisasi rahasia tersebut, dan melaksanakan rencana yang telah disusun dengan nama samaran Perkumpulan Cendekiawan Zion, yang oleh para tokoh Yahudi juga disebut sebagai Perkumpulan Nurani Yahudi.

Dalam gerakan yang dipimpinnya Prof Howight menggunakan tipu daya licik, agar niat busuk nya dapat di kamuflase kan sehingga tidak nampkak.

Free mason bertujuan menciptakan pemerintahan dunia menjadi satu atap, terdiri dari tokoh-tokoh yang memiliki tingkat intelejensia tinggi. Dengan perkumpulan inilah Howight mampu merekrut sejumlah lebih dari 2000 tokoh kaliber dunia dengan latar belakang yang berbeda untuk menjadi anggota kelompok nurani .

Mulai dari ilmuwan, psikolog, ahli ekonomi, ahli hukum, politisi, pengusaha dan guru-guru besar berbagai Universitas terkemuka. Tidak lama kemudian, Howight berhasil mendirikan Free Masonry Induk yang biasa disebut The Grand Eastern Lodge, yang dijadikan sebagai pusat dan panutan bagi perkumpulan Free Masonry yang tersebar di kota-kota besar dunia sampai hari ini. ***

Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia)

Editor: Markon Piliang

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Publik dan Rokok

Senin, 5 Juni 2023 | 00:45 WIB

Bumi Pertiwi Terhimpit Diantara Dua Gajah

Rabu, 31 Mei 2023 | 12:15 WIB

Catatan Reformasi

Senin, 29 Mei 2023 | 22:46 WIB

Sumber Pendapatan Partai Politik

Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:47 WIB

Kuota Haji

Kamis, 25 Mei 2023 | 00:45 WIB

Pemimpin

Senin, 22 Mei 2023 | 17:28 WIB

Jalan Rusak dan Layanan Transportasi Umum

Minggu, 21 Mei 2023 | 16:27 WIB

Polisi Cerdas, Polisi yang Melayani

Jumat, 19 Mei 2023 | 06:01 WIB

Anies dan Masa Depan Korupsi di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 22:21 WIB

Sejarah Konspirasi

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:54 WIB

Buku Jendela Dunia

Rabu, 17 Mei 2023 | 00:45 WIB
X