Ramah Lingkungan Anti Kemacetan

- Kamis, 23 Februari 2023 | 01:35 WIB
Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)
Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)
 

Oleh: Ahmad Febriyanto 

SUARAKARYA.ID: Pemilihan kendaraan listrik sebagai solusi dalam mereduksi adanya peningkatan panas bumi dapat dikatakan sebagai salah satu langkah yang tepat. Pentingya beralih menuju kendaraan yang ramah akan lingkungan juga didasarkan pada data Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat bahwa pada tahun 2021 setidaknya Emisi Gas Rumah Kaca nasional di Indonesia mencapai 259,1 juta ton CO2.

Selain itu RUPTL PLN juga memproyeksikan bahwa Emisi Gas Rumah Kaca akan terus meningkat hingga 2030. Tentu kenyataan tersebut bukan hanya dihadapi oleh Indonesia. Sebab berdasar pada adanya Paris Agreement pada 2015, setidaknya sudah menunjukkan kepekaan negara-negara di dunia terkait perubahan iklim yang akan terjadi. Sisi lain keseriusan tersebut juga semakin ditunjukkan melalui beberapa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang menjadikan perubahan iklim sebagai salah satu isu yang dibahas.

Merespon fenomena perubahan iklim yang terjadi serta meningkatkan kontribusi dalam menurunkan emisi karbon pemerintah melakukan beberapa skema transisi energi. Transisi energi dimaksudkan untuk beralih dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan atau EBT yang dianggap lebih ramah lingkungan. Dorongan pemerintah melalui kendaraan listrik tentu juga relevan dengan konsep transisi menuju EBT. Sehingga kemudian pemerintah semakin gencar mendorong penggunaan kendaraan dengan basis listrik.

Baca Juga: Digitalisasi Pasar Rakyat

Dimulai dari adanya Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Sebagai Kendaraan Dinas Operasional, hingga skema pemberian subsidi dalam pembelian motor listrik serta mempersiapkan 1.000 bengkel kendaraan yang telah tersertifikasi. Sejumlah langkah tersebut bertujuan untuk percepatan implementasi penggunaan kendaraan listrik secara masal. Tentu tujuan tersebut perlu diwujudkan dan dicapai sebab harapannya kendaraan manusia juga dapat bersahabat dengan lingkungan.

Bersahabatnya kendaraan manusia dengan lingkungan memang menjadi penting dalam tercapainya zero emission. Namun kemudian pertimbangan lain yang juga perlu diperhatikan pemerintah adalah tingkat intensitas penggunaan kendaraan listrik. Sebab asumsinya jika kemudian seluruh masyarakat menggunakan kendaraan listrik artinya intensitas penggunaan kendaraan listrik di jalan raya akan meningkat sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan.

Tentu kemudian hal tersebut menjadi tidak relevan jika dilihat dari aspek menimbulkan kemacetan. Sebab kemacetan menjadi salah satu masalah yang secara bertahap coba untuk direduksi dari Ibu Kota Jakarta. Artinya kemudian beralih menuju kendaraan ramah lingkungan tidak hanya mengacu pada kendaraan pribadi. Melainkan pemerintah juga perlu untuk mendorong kendaraan umum untuk ramah lingkungan serta mengajak masyarakat untuk naik kendaraan umum.

Baca Juga: Kedaulatan SDA dan Skema Ekspor

Sehingga skemanya akan sedikit berubah dimana memberi subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat pada kendaraan listrik dapat dialihkan untuk pendanaan kendaraan umum berbasis listrik serta memberi subsidi bagi masyarakat untuk menaiki transportasi umum. Dengan demikian permasalahan kemacetan dapat dihindari serta perubahan iklim yang ekstrem dapat tereduksi. ***

Ahmad FebriyantoMahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Editor: Gungde Ariwangsa

Sumber: Ahmad Febriyanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bumi Pertiwi Terhimpit Diantara Dua Gajah

Rabu, 31 Mei 2023 | 12:15 WIB

Catatan Reformasi

Senin, 29 Mei 2023 | 22:46 WIB

Sumber Pendapatan Partai Politik

Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:47 WIB

Kuota Haji

Kamis, 25 Mei 2023 | 00:45 WIB

Pemimpin

Senin, 22 Mei 2023 | 17:28 WIB

Jalan Rusak dan Layanan Transportasi Umum

Minggu, 21 Mei 2023 | 16:27 WIB

Polisi Cerdas, Polisi yang Melayani

Jumat, 19 Mei 2023 | 06:01 WIB

Anies dan Masa Depan Korupsi di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 22:21 WIB

Sejarah Konspirasi

Kamis, 18 Mei 2023 | 12:54 WIB

Buku Jendela Dunia

Rabu, 17 Mei 2023 | 00:45 WIB
X