Oleh: M Nigara
SUARAKARYA.ID: Bendol, begitu saya dan beberapa sahabat menyapa Benny Dollo, mantan pelatih nasional PSSI. Kamis (2/2/2023) malam di usianya tepat 72 tahun, Bendol berpulang ke Sang Pencipta.
Saya mengenal Bendol sejak awal 1980, saat ia masih berada menjadi bek-kiri klub POP (Persatuan Olaheaga Polisi), anggota divisi utama Persija. Setahun kemudian, hubungan saya dengan Bendol makin akrab ketika pemain tanpa kompromi itu direkrut drg Endang Witarsa untuk UMS-80 yang tahun itu masuk ke Kompetisi Galatama (Liga sepakbola Utama).
UMS (Uniom Make Strengh) 80 bersama PS Angkasa (klub yang dimotori oleh TNI AU), Mertju Buana, Bintang Timur, dan Makassar Utama, ikut Kompetisi Galatama tahun ke-2. Kebetulan UMS-80 bermarkas di jl pulo Asem Raya, Rawamangun, hanya beberapa meter dari rumah pacar yang kemudian menjadi istri saya.
Hampir setiap hari, saya sempatkan mampir ke markas UMS. Apalagi, saya memang 'berguru' sepakbola pada drg EW Sebelum menangani UMS, drg EW memegang tim nasional. Sebagai wartawan muda, saya ditugaskan oleh bos, senior, dan guru saya Bang Valens (Kompas) merapat dengan tim nasional.
Baca Juga: Duel Tinju Kelas Berat: Tantang Usyk, Joshua Melawan Diri Sendiri
Jadi, ketika drg EW memegang UMS-80, saya otomatis bisa bersama. Apalagi manajer tim klub dukungan pt. Astra itu adalah Rahim Sukasah, teman main bola di Kuningan.
Gol Indah
Tak banyak wartawan dan penggila bola yang menjadi saksi laga Indonesia Muda (IM) vs UMS-80 di kompetisi Galatama 1983-84. Meski baru seumur jagung, kompetisi nasional pertama di Indonesia itu, sudah mulai ditinggalkan penonton. Jangan tanya penyebabnya, karena saya tidak ingin membahas hal itu.
IM adalah klub dengan segudang pemain nasional, sementara UMS -80 adalah klub dengan segudang kemauan besar. Laga digelar di Stadion Utama Senayan, penontonnya tentu nihil. Tapi bukan itu yang ingin saya singgung.
Kira-kira babak kedua hampir usai, serangan IM dihalau UMS. Bola ada di kaki Bendol di posisi kiri, begitu melewati garis tengah selangkah, pemain IM coba mencegat. Bendol langsung menyepak sikulit bundar ke depan, tinggi bolanya. Bendol langsung balik badan untuk menuju posisinya sebagai bek kiri.
Baca Juga: SEA Games Vietnam 2022 - Sepakbola: Partai Hidup-Mati Dan Melepas 'Kutukan Burma'....
Tiba-tiba semua berjingkat. Kiper UMS, Arjuna Rinaldi langsung berlari ke arah Bendol dan langsung memeluknya. Bendol bingung. "Goooooooolllll!!!"
Rupanya bola yang disepak Bendol mengarah ke gawang, kiper nasional atau tepatnya Legenda Nasional, Judo Hadianto yang tak menduga bola menghujam ke gawang, gagal menepisnya.
Artikel Terkait
Menpora Amali: Sikap Pemerintah Tegas, Hanya Memfasilitasi, Tidak Ada Intervensi Soal Kelanjutan Liga 2
Mantan Komite Etik FIFA Sebut La Nyalla Punya Leadership dan Komitmen Kuat
Thailand Masters 2023: Leo/Daniel Dipaksa Main Panjang Oleh Pasangan Denmark