SUARAKARYA.ID: Sebagai bentuk upaya pembinaan dan pengembangan prestasi sepakbola putri, khususnya di Kudus, Jawa Tengah, Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama Global Dairi Alami atau MilkLife menggelar sebuah program pelatihan sepakbola bagi para guru sekolah dasar (SD) yang diberi nama “MilkLife Soccer Coaching Clinic”.
Sebanyak 45 guru olahraga mengikuti sesi pelatihan dasar sepakbola yang meliputi teori dan praktek langsung di lapangan yang dipimpin oleh pelatih sepakbola Timo Scheunemann.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, ihwal tercetusnya ide pengembangan sepakbola putri di lingkup wilayah Kudus ini berbarengan dengan dibangunnya Supersoccer Arena, sebuah stadion di Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.
Baca Juga: Jaring Pebulutangkis Berbakat, PB Djarum Kembali Gelar Audisi Umum 2023
Dimulai sejak tahun 2021, inisiatif pembangunan stadion yang memiliki fasilitas lapangan sepakbola, atletik, dan panahan tersebut kemudian diselaraskan dengan program pengembangan sepakbola putri pada level akar rumput.
"Sepakbola putri Indonesia pernah berjaya di era Mutia Datau, tapi setelah itu program pembinaan para pesepakbola putri itu kurang berkembang. Tidak dibuat suatu program yang kesinambungan dan ekosistemnya tidak ada. Oleh karenanya, kami memutuskan membuat stadion ini antara lain untuk mewadahi sepakbola putri," jelas Yoppy.
"Siswi-siswi di bangku SD di Kudus ini kita bina. Namun, sebelum kita melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD kita latih terlebih dahulu mulai dari teknik dasar yang baik dan benar, sehingga kemudian mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapat dari program coaching clinic ini," tambahnya.
Di tahap ini kegiatan dilakukan dalam bentuk coaching clinic yang berlangsung selama enam hari pada 13-18 Maret di Supersoccer Arena. Timo Scheunemann, pelatih sepak bola asal Malang dan keturunan Jerman, yang sarat dengan pengalaman dalam sepak bola nasional maupun mancanegara, ditunjuk untuk melaksanakan pelatihan bagi para guru SD di kota kretek ini.
"Mengenai pemilihan jatuh kepada Coach Timo itu adalah hasil survei dan diskusi kita dengan sejumlah pakar sepakbola di Tanah Air, hingga akhirnya kita dapat satu titik temu, pelatih sepak bola yang mumpuni dalam menangani program pembinaan pesepakbola putri usia dini. Ada banyak nilai plus yang dimiliki Coach Timo, satu di antaranya yang menarik adalah dia fasih bahasa Indonesia dan Jowo pun iso," Yoppy menjelaskan.
Di sela-sela pelatihan selama sepekan yang berlangsung siang hingga petang, Timo menjelaskan selama ini banyak orang tergesa-gesa menempatkan prestasi sebagai sebagai tujuan akhir sepakbola. Padahal salah satu hal yang perlu dipahami, khususnya orang tua, adalah selain mendapatkan pengalaman dan kesenangan, sepakbola punya peran besar untuk membentu karakter anak.
Saat ini, menurut Timo, akses bagi para calon pesepakbola putri untuk meraih beasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kini kian terbuka ketimbang sepakbola putra. Tentunya, bekal pendidikan dan pelatihan yang didapat di sekolah, baik dalam kurikulum sekolah maupun ekstra kurikuler, perlu ditambah dengan latihan sendiri di rumah atau bersama pelatih.
"Menurut saya peluang bagi calon pesepak bola putri untuk mendapatkan beasiswa itu jauh lebih besar. Tapi kembali lagi diperlukan kedisiplinan diri yang tinggi, totalitas melalui latihan sendiri, semisal di rumah," terang Timo.
Pada sesi teori coaching clinic tersebut, Timo membeberkan aneka wawasan dasar teknik dan taktik penguasaan bola, pergerakan, maupun penempatan posisi. Usai membeberkan teori, Timo mengajak para peserta untuk praktik ke lapangan rumput sintetis di Supersoccer Arena.

Artikel Terkait
Audisi Umum PB Djarum 2022, Upaya Menemukan Srikandi Bulutangkis Masa Depan Indonesia
Tim Pencari Bakat Mulai Kantongi Nama Bibit-bibit Berkualitas pada Audisi Umum PB Djarum 2022
51 Peserta Audisi Umum PB Djarum 2022 Melaju ke Babak Karantina