SUARAKARYA.ID: gizi, berdasarkan data Survei Status gizi Indonesia (SSGI) prevalensi angka stunting di Provinsi Aceh mengalami penurunan sebesar 2 persen. Dari 33,2 persen di tahun 2021 menjadi 31,2 persen di tahun 2022.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy optimis, dengan perbaikan gizi, Provinsi Aceh dapat dengan cepat menurunkan angka stunting.
Untuk itu, masih banyak persoalan yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya kurang tercukupi kebutuhan gizi pada balita dan ibu hamil, sehingga perlu ditangani secara bersama.
Salah satu penyebabnya adalah pola perilaku masyarakat, serta kesadaran masyarakat. Yang masih rendah terkait pola asuh dan konsumsi makanan bergizi.
Dia berpesan kepada seluruh pimpinan daerah yang ada di Provinsi Aceh. Untuk selalu memperhatikan dan memberikan makanan yang bergizi, serta tinggi protein hewani bagi balita dan ibu hamil.
"Saya berpesan kepada seluruh kepala daerah kalau bisa balita dan ibu hamilnya diperhatikan kandungan gizinya," ujar Menko PMK, saat memberikan arahan dalam Roadshow Dialog stunting secara daring, dari Jakarta, Jum'at (27/1/2023).
Baca Juga: Tantangan Ketenagakerjaan Pasca Covid-19, Kemnaker Pertemukan Pencari Kerja dengan Industri
Dikemukakannya, perbanyak makanan yang mengandung protein hewani, seperti telur, ikan, atau daging ayam. Kalau dulu dikasih biskuit sekarang diutamakan pangan lokal.
Berbagai inovasi terus dilakukan misalnya, Pj. Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman menerapkan Program Pemberian Makan Bayi serta Anak (PMBA), yang disertai dengan edukasi dan kerja sama lintas sektor.
PMBA merupakan salah satu intervensi terintegrasi dalam percepatan penanggulangan stunting, dengan penerapan standar emas pemberian makan bayi dan anak.
"Program PMBA ini melalui Gerakan Makan Bersama terus kami gencarkan. Untuk anak stunting, bahan makanannya diambil dari hasil pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari," terangnya.
Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan makanan rumah tangga. Sesuai dengan kebutuhan bahan pangan yang beragam, bergizi, serta seimbang dengan memanfaatkan jenis-jenis makanan lokal.
Selain itu, hal yang hampir serupa juga dilakukan Kabupaten Aceh Besar dalam pemenuhan gizi balita dan anak stunting.
Pejabat Bupati Aceh Besar Menurut Muhammad Iswanto mengatakan, pihaknya telah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan, dengan sasaran ibu hamil dan balita.
"Upaya yang kami lakukan untuk penurunan angka stunting ini melalui program Pemberian Makanan Tambahan. Dengan memanfaatkan jenis makanan lokal seperti menambahkan komposisi daun kelor pada sup balita," jelasnya.
Road Show Dialog stunting sudah memasuki hari ke-enam bersama Provinsi Aceh di 2 Kota dan 9 Kabupaten. Roadshow akan terus berlanjut ke provinsi lainnya, terutama untuk wilayah prioritas stunting dan kemiskinan ekstrem.***
Artikel Terkait
Germas Awards 2022, Kemenko PMK Gelar Penganugerahan di Tingkat Kementerian/Lembaga
Menko PMK: Tahun Ini Perkuat Peran Gen Z dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental
Stunting, Penurunan Prevalensi Hasil Kerja Sama Semua Pihak