LPK Kutip Uang Terima Kasih, Kepala BP2MI Geram, Dorong Pencabutan Izinnya

- Selasa, 17 Januari 2023 | 16:50 WIB
Kepala BP2MI Benny Rhamdani (kanan)
Kepala BP2MI Benny Rhamdani (kanan)
 
 
SUARAKARYA.ID: Masih adanya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang mengutip (minta) uang kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI), membuat geram Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
 
Benny menyatakan dengan tegas,  mendorong agar izin LPK tersebut dicabut. Bahkan, bila sampai ditemukan tindak pidana penipuan, akan dipidanakan. 
 
Modus yang dilakukan oknum LKP 'nakal' tersebut dengan dalih sebagai ucapan terima kasih, dengan besaran yang cukup fantastis. Yakni satu PMI dimintai kisaran Rp 10 hingga Rp20 juta. 
 
 
Semua itu disampaikan Benny Rhamdani usai acara pelepasan PMI ke Korea Selatan, Jerman dan Polandia, di Hotel El Royal, Jakarta, Senin (16/1/2023). 

Dikemukakannya, dia akan menindak tegas terhadap oknum LPK tersebut. Sayangnya, Benny enggan menyebutkan siapa dan di LPK mana. 

Yang kian membuat Benny makin geram, karena oknum tersebut mengaku-ngkau kalau dirinya punya peran besar dalam meluluskan PMI, untuk berangkat ke negara penempatan. 

Baca Juga: Monkey Shoulder, 100 Persen Whisky Malt Mengajak Kaum Muda Untuk MakeItMonkey

"Hal ini berdasarkan laporan dari PMI itu sendiri," ujarnya. Perlu diketahui, BP2MI sendiri tidak bisa mengatur kelulusan calon PMI untuk bisa betangkat ke negara penempatan. 

"Semua otoritas dari penerintah Korea Selatan, yang membutuhkan tenaga kerja (PMI),"  terang Benny

Pada acara pelepasan itu, BP2MI resmi mengirim 204 PMI ke luar negeri. Dengan rincian ke Korea Selatan (Korsel) sebanyak 130 PMI dengan skema kerja sama G To G, Jerman 8 PMI juga dengan skema kerja sama G to G, serta ke Polandia 66 PMI dengan skema kerja sama P to P.

Untuk ke Korsel akan bekerja di industi perikanan dan bidang manufaktur. Sedangkan, ke Jerman dan Polandia, akan dipekerjakan sebagai perawat, serta di bidang industri atau pabrik. 

Baca Juga: Menaker Prihatin atas Terjadinya Aksi Anarkis di PT GNI Morowali Utara 

Di bagian lain, Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI Dyah Rejekiningrum menerangkan, pelepasan hari ini  menjadi yang pertama untuk program G to G ke Jerman

Dikemukakannya, pekerjaan sebagai perawat, memang sangat dibutuhkan di Jerman. Para PMI pemegang Surat Tanda Registrasi (STR) perawat yang berangkat ke Jerman itu, tidak hanya dari Jawa, tapi juga Sumatera Utara, Sulawesi, serta Maluku. *** 

Editor: Pudja Rukmana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X