SUARAKARYA.ID: Budaya Betawi kian terus tergerus gelombang perubahan zaman dan berakhir menjadi sejarah atau hanya sebagai hikayat yang diceritakan pada masa depan.
Sudah saatnya budaya asli Ibu Kota lahir kembali menunjukkan eksistensinya.
Seiring perkembangan zaman ini, banyak budaya Betawi yang terancam hilang, seperti rumah adat, pakaian, tarian, musik, permainan tradisional bahkan ikon Betawi sekalipun, ondel-ondel.
Zaman ini juga menjadi tantangan besar bagi seluruh kearifan lokal.
Dalam hal ini, budaya Betawi menjadi salah satu yang menerima dampak paling besar karena berada di pusat ibu kota negara, pintu masuk utama perubahan zaman serta budaya asing ke Tanah Air.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, salah satu Coffeshop Kopi Nusantara Kopi BS dan Rumah Makan Kuliner Kerakyatan Bos Sambal bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menggelar acara Malam Mingguan di Kopi BS dengan tema Malam Budaya Berbasis Komunitas Jakarta, Sabtu (5/11/2022).
Sementara itu, Owner KOPI BS, Brando Susanto yang juga penggagas acara Malam Budaya Berbasis Komunitas Jakarta dalam sambutannya mengatakan bahwa Pelestarian budaya Betawi harus menjadi perhatian semua kalangan.
Baca Juga: Ditunggu Calon Pengantin, Gebyar Pernikahan Indonesia Angkat Tema Pengantin Betawi Modern
Hal itu mengingat adanya payung hukum yang bisa dijadikan landasan untuk menunjang eksistensi dari kebudayaan Betawi di DKI Jakarta.
Adalah Perda No.4 tahun 2015 yang kini dijadikan acuan dalam menunjang lestarinya budaya Betawi di Jakarta.
"Jangan sampai budaya Betawi di DKI Jakarta ini punah dan berakhir menjadi sejarah atau hanya sebagai hikayat yang diceritakan pada masa depan. Lantaran kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya Betawi di masyarakat," ujar Brando dalam siaran pers yang diterima, Senin (7/11/2022).
Baca Juga: Jaga Soliditas, Haji Beceng Harapkan Segera Digelar Mubeslub Bamus Betawi
Menurut Brando, untuk menjaga kelestarian budaya Betawi. Owner KOPI BS itu mengharapkan agar kegiatan-kegiatan yang mengangkat Budaya Betawi harus sering diadakan secara masive di lingkungan pemukiman masyarakat.
"Dengan masivenya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang mengangkat Budaya Betawi, maka Kebudayaan Betawi akan selalu diingat oleh masyarakat dan menjadi ciri khas di pusat ibukota," katanya.
Untuk bisa merealisasikan itu, Brando mengharapkan Pemda DKI Jakarta berperan serta dalam menunjang kelestarian budaya Betawi. Sebab, salah satu tugas dari pemerintah daerah dalam pelestarian kebudayaan betawi, yakni pemerintah ikut menjaga pelestarian kebudayaan betawi.
Baca Juga: Dikembangkan Layanan Pelestarian Budaya Betawi
Hadir dalam acara Malam Budaya tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta, Ady Widjaja, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana, Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak dan Anggota DPR RI Eriko Sotarduga.
Selain itu, Jhonny Simanjuntak menyoroti masih adanya pemahaman yang salah dalam pelestarian budaya Betawi di masyarakat. Salah satunya, masih adanya ondel-ondel yang digunakan untuk mengamen. Padahal, dalam perda tidak diperbolehkan.
Jhonny Simanjuntak mengatakan bahwa Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta telah lama mengusulkan larangan itu dan menyinggung Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan yang kurang memperhatikan kebudayaan Betawi.
Baca Juga: Kolaborasi HDCI Jaktim Dan Disparbud DKI Apresiasi Budaya Betawi Dan Moge
"Sejak awal kami sudah meminta kepada Satpol PP melarang ondel-ondel untuk ngamen. Sebab ondel-ondel itu adalah ikon budaya Betawi, sebagaimana tertera dalam Perda Pelestarian Budaya Betawi, rasanya tidak elok ikon budaya dijadikan alat ngamen, dan pengamennya kalau kita cermati lebih mendalam tidak mencerminkan karakter Betawi " ucap Jhonny.
Jhonny Simanjuntak juga menambahkan tentang pernyataan Presiden pertama RI Sukarno tentang konsep Trisakti.
"Luar biasa apa yang telah dicetuskan oleh founding father kita, pendiri negara kita, pendiri bangsa kita, Presiden pertama RI, Bung Karno, yang telah merancang adanya Trisakti yaitu berdaulat di bidang politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian di dalam berbudaya," ujarnya.
Acara Malam Budaya Berbasis Komuitas Jakarta yang dihadiri oleh sekitar 500 pengunjung tersebut menyajikan rangkaian acara Budaya Betawi Palang Pintu, Tarian Tradisional Harmoni Budaya Jakarta, Ondel-ondel, Gambang Kromong dan Bodoran.
Alunan Musik Keroncong yang santai dan mendayu-dayu yang dibawakan oleh Group Musik Krontjong Toegoe semakin membuat semarak Malam Mingguan di Kopi BS dengan rangkaian acara yang disajikan oleh panitia.
Baca Juga: 100 Anggota Ekspedisi Situs Marunda, Bersihkan Pantai Dan Menikmati Seni Budaya Betawi
Artikel Terkait
9 Jenis Budaya Betawi Dicatat Sebagai Karya Intelektual Komunal
Kolaborasi Dengan Bamus Anggota Dewan Wa Ode Herlina Sosialisasikan Perda Tentang Pelestarian Budaya Betawi
Revisi UU DKI Jakarta, PPP Siap Perjuangkan Aspirasi Betawi
Ditunggu Calon Pengantin, Gebyar Pernikahan Indonesia Angkat Tema Pengantin Betawi Modern
Diskusi Terbatas, HR Chotibi Ahyar: Pj Gubernur Harus Open Terhadap Kepentingan Masyarakat Betawi
Dua Tokoh Betawi Berpengaruh ini Yakin Heru Budi Bisa Kolaborasi Urus Jakarta Lebih Maju