Minyak jelantah dihargai sebesar Rp3.000 perliter untuk masyarakat unum. Namun bagi keluarga yatim, BTMJ memberikan harga Rp4.000 perliter. Tak hanya itu, BTMJ juga memberikan reward minimal warga menabung 10 liter minyak jelantah diberikan bonus 1 liter minyak jernih.
"Reward atau ucapan terima kasih ini diberikan kepada warga bahwa mereka telah sadar tentang kesehatan (sampah yang di daur ulang bisa bernilai ekonomis), kita berikan minimal 10 liter satu minyak jernih," tutur Dodi.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Depok Dorong Pemanfaatan Sampah Dan Minyak Jelantah
Sekretaris BTMJ Kelurahan Aren Jaya, Ervan Nasikin menambahkan, BTMJ ini ada nilai ekonomis, investasi dan kesehatan.
"Jadi, warga-warga yang masih kekurangan (ekonomi) lumayan lah, daripada minyak jelantah dibuang dan merusak lingkungan serta berdampak pada kesehatan, lebih baik jadi nilai ekonomis dan masyarakat menabung," terang Ervan.

Terkendala Permodalan
Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tentang larangan ekspor minyak jelantah menjadi kendala bagi BTMJ. Pasalnya, larangan ekspor itu mengurangi harga pengepul minyak jelantah.
"Jadi, mau ngak mau biasanya kita ada pengepul yang masuk menggantikan harga jual minyak jelantah yang cukup tinggi. Sekarang agak rendah sehingga dari segi permodalan yang salah satunya pemberian reward sementara ditiadakan," ungkap Ervan.
Baca Juga: Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodesel
Artikel Terkait
Penyaluran Bansos Lancar, Menko PMK Optimistis Awal Maret Selesai, Pemda Supaya Ikut Pantau Distribusi Bansos
Airlangga: Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Mendekati Nol Pada 2024
Menpora Apresiasi Prestasi Catur Dibawah Pimpinan Utut Adianto
Perajin Tahu Dan Tempe Merasa Dilema
Kasad Ingatkan Para Dansat Harus Perhatikan Kesejahteraan Prajurit