SUARAKARYA.ID: Minyak Jelantah atau bekas pakai bisa menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Selain bisa menambah penghasilan, daur ulang minyak bekas ini dapat mengurangi dampak lingkungan dan kesehatan.
Sekelompok perkumpulan warga di RT 007/RW 012, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, memanfaatkan minyak jelantah ini menjadi Bank Tabungan Minyak Jelantah (BTMJ).
Ditemui Suarakarya.id belum lama ini, Pendiri sekaligus Ketua BTMJ Dodi Santoso mengatakan, BTMJ ini dilatarbelakangi oleh isu lingkungan hidup tentang limbah minyak jelantah dibuang sembarangan hingga mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Baca Juga: Reses Anggota DPRD Kota Bekasi, Program Minyak Jelantah Jadi Masukan Warga Bekasi Timur
"Akhirnya, kami berinisiatif mengurangi limbah yang terjadi di tengah masyarakat," kata Dodi.
"Daripada dibuang secara cuma-cuma, akhirnya, kami dari sekelompok perkumpulan orang untuk menyimpan dan menampung minyak jelantah untuk bisa dinilai ekonomis," terang Dodi menambahkan.
Dari inisiatif ini, Dodi yang dibantu oleh beberapa pengurus BTMJ bersyukur dengan didirikannya BTMJ di awal situasi Corona tahun 2020 lalu, limbah minyak jelantah dapat terkumpul dan masyarakat mulai bisa menabung.
Baca Juga: Rumah Sosial Kutub-TP PKK JakPus Sukses Himpun 1,6 Ton Minyak Jelantah
"Tapi ada juga warga yang minta di bayar langsung," tutur Dodi.
Minyak jelantah dihargai sebesar Rp3.000 perliter untuk masyarakat unum. Namun bagi keluarga yatim, BTMJ memberikan harga Rp4.000 perliter. Tak hanya itu, BTMJ juga memberikan reward minimal warga menabung 10 liter minyak jelantah diberikan bonus 1 liter minyak jernih.
"Reward atau ucapan terima kasih ini diberikan kepada warga bahwa mereka telah sadar tentang kesehatan (sampah yang di daur ulang bisa bernilai ekonomis), kita berikan minimal 10 liter satu minyak jernih," tutur Dodi.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Depok Dorong Pemanfaatan Sampah Dan Minyak Jelantah
Sekretaris BTMJ Kelurahan Aren Jaya, Ervan Nasikin menambahkan, BTMJ ini ada nilai ekonomis, investasi dan kesehatan.
"Jadi, warga-warga yang masih kekurangan (ekonomi) lumayan lah, daripada minyak jelantah dibuang dan merusak lingkungan serta berdampak pada kesehatan, lebih baik jadi nilai ekonomis dan masyarakat menabung," terang Ervan.
Artikel Terkait
Penyaluran Bansos Lancar, Menko PMK Optimistis Awal Maret Selesai, Pemda Supaya Ikut Pantau Distribusi Bansos
Airlangga: Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Mendekati Nol Pada 2024
Menpora Apresiasi Prestasi Catur Dibawah Pimpinan Utut Adianto
Perajin Tahu Dan Tempe Merasa Dilema
Kasad Ingatkan Para Dansat Harus Perhatikan Kesejahteraan Prajurit