PTM 100 persen di sekolah tersebut dihentikan hingga 14 hari mendatang dan diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pihak sekolah juga telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada orangtua siswa.
"Anak-anak yang positif tetap disupport. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII juga sudah mengatakan jika situasi masih terkendali karena semua siswa dan guru sudah divaksin sehingga tidak seberat dulu," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah, Suratno mengatakan pihaknya sudah mengambil langkah dalam rangka untuk mengamankan, menyelamatkan kesehatan seluruh warga sekolah. Pihaknya juga akan melakukan evaluasi terkait pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Solo, termasuk kegiatan yang dilakukan di luar sekolah.
"Kami sampaikan sekolah harus ekstra hati-hati untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya itu di luar sekolah bahkan di luar daerah. Harus ekstra hati-hati dan selektif sekali dan betul-betul laksanakan prokes," ujarnya.
Suyanta juga mengatakan laporan kasus tersebut menjadi pertama kali setelah digelarnya PTM 100 persen sejak awal Januari lalu. Pihaknya juga akan melakukan rapat evaluasi PTM dengan mengundang kepala sekolah, pengawas dan pembina sekolah Jumat besok.
"Kemarin baru SMA Warga yang melaporkan dan ini kasus pertama sejak PTM 100 persen. Prinsipnya PTM di kelas gak ada kejadian khusus karena kemarin kejadiannya juga pasca kegiatan diluar sekolah. Nanti kita akan evaluasi jika perlu sekolah tidak boleh ambil kegiatan yang beresiko tinggi terhadap penularan Covid-19," pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Kasus Klaster Covid-19 Dari PTM Di Solo Bertambah
Diintip Omicron, Sri Sultan: PTM di Jogja Tetap Jalan
Keselamatan Jiwa Manusia Penting Dengan Percepatan Vaksinasi Covid 19