SUARAKARYA.ID: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berharap Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Ditjen Imigrasi, melakukan pengawasan secara ketat di tiap perlintasan.
Kemnaker juga berharap pengawasan dilakukan, saat proses pembuatan paspor. Guna mencegah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara nonprosedural.
Kemnaker menilai penempatan PMI secara nonprosedural, akan berakibat terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Untuk memperkuat fungsi pencegahan PMI nonprosedural, kami berharap pengawasan Ditjen Imigrasi lebih selektif di setiap perlintasan (Tempat Pemeriksaan Imigrasi), dan pada saat proses pembuatan paspor," ujar Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor.
Hal itu dikemukakan Wamenaker, Afriansyah Noor, saat menerima Dirjen Imigrasi Silmy Karim, di kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Eamenaker mengatakan, pihaknya bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran (BP2MI) hingga saat ini, terus melakukan penyempurnaan dalam pengembangan dan pembangunan integrasi. Antara aplikasi SIAPKerja dan Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI).
Penerbitan rekomendasi paspor bagi Calon PMI dalam bentuk surat resmi dari Disnaker kabupaten/ kota kepada Kanwil Imigrasi secara manual dapat diterima; dan memerlukan keterlibatan berbagai stakeholder.
"Kami menyadari penerbitan rekomendasi ini merupakan tindakan preventif PMI secara nonprosedural, memerlukan keterlibatan dan kolaborasi berbagai stakeholder, termasuk Imigrasi sebagai garda terdepan pencegahan orang keluar negeri, " terangnya.
Di dalam aplikasi SIAPKerja bagi pencaker ke luar negeri, pelaksanaannya hingga pembuatan perjanjian penempatan, yang disepakati antara CPMI, P3MI dan diketahui oleh Disnaker Provinsi/ Kabupaten/Kota. Setelah itu proses selanjutnya dilaksanakan oleh SISKOP2MI.
Baca Juga: BPJAMSOSTEK dan Pemprov DKI Berikan Penghargaan Paritrana Awards 2022 Tingkat DKI Jakarta
SISKOP2MI merupakan sistem komputerisasi untuk pelayanan administrasi penempatan dan pelindungan PMI. Yang terkoneksi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
Ke depannya, SISKOP2MI ini, akan dibuat menjadi sebuah big data PMI. Yang terintegrasi dengan K/L, Pemda, serta stakeholder terkait.
Dia berharap Kemnaker bersama Imigrasi terus meningkatkan koordinasi, sinergitas dan tukar menukar informasi. Falam pengawasan PMI nonprosedrual dan TPPO dengan aparat penegak hukum.
Baca Juga: Kemnaker Lepas 246 Peserta Magang ke Jepang
"Perlu juga adanya kepastian hukum dan shock therapy bagi oknum-oknum yang melanggar ketentuan yang berlaku," ujar Wamenaker.***
Artikel Terkait
Wamenaker: Negara Hadir Wujudkan Perlindungan Pekerja Anak dan Perempuan di Sektor Kelapa Sawit
Manfaat Perlindungan PMI Terus Ditingkatkan, Tanpa Kenaikan Iuran
Kemnaker Lepas 246 Peserta Magang ke Jepang