SUARAKARYA.ID: Kecelakaan kerja dalam perusahaan PetroChina International Jabung Ltd di Jabung, Jambi kembali menjadi sorotan belakangan ini.
Yakni kecelakaan kerja yang mengakibatkan tiga orang pekerja tewas, yang terjadi di pengujung tahun 2022 dan setelahnya, dua kecelakaan beruntun lainnya di awal tahun 2023.
Kecelakaan kerja itu menjadi tanggung jawab pimpinan tertinggi perusahaan tersebut, terkait dengan keselamatan dan perlindungan tenaga kerja yang diperintahkan oleh hukum Indonesia.
Baca Juga: BPJAMSOSTEK dan Pemprov DKI Berikan Penghargaan Paritrana Awards 2022 Tingkat DKI Jakarta
Hal ini disampaikan Salamuddin Daeng, dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) kepada pers di Jakarta, Kamis (30/3/2023)
"Pucuk pimpinan tertinggi PetroChina Indonesia, Mr Qian Mingyang, sebagai Presiden Direktur harus bertanggungjawab atas rangkaian kecelakaan kerja tersebut. Jangan hanya menimpakan kesalahan kepada beberapa bawahan untuk menutupi kelemahan dan bobroknya organisasi secara menyeluruh," tuturnya dengan tegas.
Salamuddin Daeng menyampaikan, berhembus kabar bahwa di level PetroChina dapat “mengatur” dan “menumpulkan” SKK-MIGAS, Disnaker, imigrasi dan institusi penegak hukum lainnya.
"Sehingga, sampai saat ini PetroChina belum menerima sanksi apapun terhadap kelalaian dan meninggalnya 3 pekerja di Wilayah Kerja Jabung di Jambi itu," ujarnya.
Salamuddin Daeng mengatakan, pembiaran oleh Kementerian ESDM dan SKK MIGAS dan lembaga hukum terhadap kasus kecelakaan kerja di Jabung hanya bisa terjadi jika ada kongkalikong, antara pejabat dari daerah sampai pusat dan pihak perusahaan.
"Seharusnya mereka kerja sama memperbaiki sistem keamanan kerja. Agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja yang dapat merengut nyawa pekerja," ujarnya.
Baca Juga: Kemnaker Lepas 246 Peserta Magang ke Jepang
Saat ini, yang terjadi adalah capaian produksi yang rendah di sektor hulu migas dan meningkatnya kasus kecelakaan kerja, seperti di PetroChina International Jabung Ltd di Jabung, Jambi
Untuk itu, katanya, agar hukum perlu ditegakkan memeriksa juga Kementerian ESDM dan SKK-MIGAS terhadap dugaan kong kalikong dengan para petinggi PetroChina International Jabung Ltd di Jabung, Jambi.
"Yang penting periksa dulu Mr Qian Mingyang, sebagai penanggung jawab PetroChina International Jabung Ltd di Jabung, Jambi, sebelum ada kejadian yang lebuh buruk lagi," kata dia.
Menurutnya, kalau dilihat secara menyeluruh, kinerja PetroChina di tahun 2023 tidaklah moncer dan tidak dapat disebut sebagai prestasi yang membanggakan. Parameter. Ini dapat dilihat dari menurunnya angka produksi yang sangat drastis pada awal tahun 2023 khususnya paska masa Perpanjangan.
Dia menambahkan, kontrak kerja sama yang berlaku efektif sejak 27 Februari 2023 menunjukkan tingkat produksi PetroChina, bahkan menyentuh titik terendah dalam 20 tahun terakhir pengoperasian Wilayah Kerja Jabung.
Sehingga, berdampak signifikan terhadap penerimaan bagi hasil bagian negara. Penerimaan bagi hasil para Kontraktor Wilayah Kerja Jabung dan juga penerimaan pajak.
Seperti diketahui sebelumnya, kecelakaan kerja pertama terjadi dalam area NEB9 di Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat, pada Minggu (18/12/2022) pukul 01.45 WIB, menyebabkan dua pekerja tewas dan enam lainnya mengalami luka bakar.
Kemudian pada Senin (9/1/2023) pukul 23.33 WIB, tangki lumpur Rig Bohai-85 Petrochina di Desa Delima, Kecamatan Tebing tinggi, Tanjung Jabung Barat, terbakar. Akibatnya sebanyak tiga pekerja mengalami luka bakar dan patah tulang akibat insiden ini.***
Artikel Terkait
Minimalisir Kecelakaan Kerja, Kapolda Metro Buka Pelatihan BST Kapal Motor untuk Nelayan
Kemnaker Dukung Perlindungan Pekerja Sektor Migas
Era Disrupsi, Pengantar Kerja dan Petugas Antar Kerja Harus Berperan Optimal