SUARAKARYA.ID: Umat muslim Papua dari Wamena punya tradisi khusus menyambut bulan Suci Ramadhan.
Warga Muslim Papua ini selalu melakukan tradisi bakar batu sesuai dengan budaya masyarakat penunungan tengah Papua.
Seperti menjelang Ramadhan kali ini, acara bakar batu dilangsungkan di Kampung Meteo, Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura Papua, di kompleks Mushola Firdaus Asso.
Baca Juga: Lirik Lagu Ramadhan Datang - Tompi
Umat muslim Papua yang berada di kompleks tersebut berjumlah lebih dari 100 orang atau 31 KK yang semuanya berasal dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Saat melakukan bakar batu, kaum laki-laki dewasa menyusun batu di atas tatanan kayu kemudian ditutupi dengan dedaunan kemudian dibakar.
Di samping tumpukan batu telah dibuat sebuah kubangan dalam tanah, di mana batu yang sudah dibakar kemudian disusun didalam lubang itu kemudian menyusun berbagai jenis makanan yang akan dibakar, seperti sayur, ubi jalar, jagung, pisang dan ayam.
Setelah batu panas, bahan makanan dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dimasukkan batu panas dan ditutup dengan daun sayur-sayuran. Tiap lapisan ditaruh batu panas yang akan memasak makanan dengan panas yang bersumber dari batu.
Baca Juga: Lirik Lagu Salam Ya Ramadhan - Ashanti dan Aurelie
Setelah semua bahan makanan disusun, tumpukan makanan itu kemudian ditutup rapat dan kemudian meletakkan lagi batu panas. Setelah tiga jam, kemudian dibuka dan semua bahan makanan pun sudah matang dan siap di santap.
Syahril Asso (25) warga Muslim Wamena di Kota Jayapura menjelaskan, tradisi masyarakat Pegunungan Tengah tersebut dilakukan setiap kali ada kegiatan kemasyarakatan, seperti pesta pernikahan, syukuran dan lainnya, termasuk acara menyambut bulan suci Ramadhan.
“Kami muslim Wamena melakukan tradisi ini dalam kegiatan keagamaan kami juga,” jelasnya.
Dikatakan, sebelum memasuki bulan Puasa, komunitas Muslim Wamena yang berada di Kota Jayapura melakukan bakar batu sebagai tempat utuk saling memaafkan.
“Kan biasanya saat lebaran baru kemudian saling memaafkan, tetapi kami berpikir, sebaiknya sebelum memasuki ibadah puasa kita sudah saling memaafkan, tetangga yang pernah berbuat salah untuk saling memaafkan, sehingga kita menjalani bulan suci ramadan dengan hati yang sudah plong karena sudah saling memaafkan,” jelasnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Rapuh - Opick
Komunitas Muslim Wamena yang berada di Kampung Meteo menempati kawasan tersebut sejak tahun 1980-an, saat pertama kalinya keluarga Asso hijrah dari Kampung Walesi, Wamena ke Jayapura.
Selanjutnya, keluarga ini menempati kawasan tersebut. Berikutnya umat muslim lainnya turun dari Walesi dan menetap di kawasan ini, sehingga jumlah warga bertambah sampai kini.
“Saya sendiri merupakan generasi ketiga yang menempati tempat ini, sebelumnya tete dan ayah saya yang tinggal di sini,” terangnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Rapuh - Opick
Komunitas Muslim di Kampung Meteo sebagaimana umat Muslim lainnya juga mewariskan ajaran Islam kepada generasi mudanya. “Anak-anak muda di sini melakukan pengajian setiap sorenya sehabis Magrib sampai memasuki salat Isa, itu dilakukan setiap hari,” jelasnya.
Di kampung Meteo juga terdapat beberapa orang janda serta anak yatim yang dibina di Musholla Firdaus Asso. ***
Artikel Terkait
Kepala Suku Di Papua Gelar Upacara Bakar Batu 1 Desember 2020
Satgas TNI Diundang Acara Bakar Batu
Perempuan Manado Warisi Kecantikan di Atas Rata-Rata Faktor Keturunan - Yacob Nauly
Hubungan Jodoh di NTT - Yacob Nauly
Profil Presiden Soeharto Bapak Pembangunan dan Pemusnah Komunis Indonesia Pantas Dikenang - Yacob Nauly
Profil Presiden Soekarno Bapak Proklamator RI - Yacob Nauly
Kapolri Bakar Semangat Anggota Pengamanan KTT G20: Jadikan Ini Kebanggaan dan Kehormatan Kalian
Babinsa Koramil 1710-04/Tembagapura Hadiri dan Amankan Jalannya Acara Adat Bakar Batu