SUARAKARYA.ID: Drainase alami yang tidak bagus menyebabkan banjir selalu merendam kawasan kilo 10 seputar Batalion dan sekitarnya di Kota Sorong Papua Barat Daya.
Karena sering banjir itu akhirnya pekerjaan pelebaran got saluran air di Pertokoan depan Batalion dikerjakan sepihak.
Dinas PU Papua Barat tanpa koordinasi dengan warga setempat. Kontraktornya langsung menggali dan menggusur tanah di depan pertokoan tersebut.
Baca Juga: Lirik Lagu Rukun Islam - Nissa Sabyan
Alhasil antara bahu jalan dengan pertokoan berjarak 5 meter. Ini menyulitkan warga berbelanja barang kebutuhan di pertokoan tersebut.
Pihak pertokoan kelabakan menghadapi masalah ini. Meski janjinya akan membangun jembatan dari bahu jalan ke areal pertokoan.
Pihak PUPR berjanji bangun jebatan dari bahu jalan ke pertokoan itu.
Disangka janji itu ditepati. Alih-alih ditepati got saluran air itu tetap menganga hingga hari ini.
Sulit Atasi Banjir
Sejumlah kawasan di Kota Sorong, seperti di sepanjang jalan Maruni, jadi langganan banjir.
Banjir biasanya merendam daerah ini mulai dari ketinggian lutut orang dewasa hingga 1 meter.
Banjir ini terus berlangsung karena tak ada pembuangan air ke laut. Apalagi drainase alami sudah tak berfungsi.
Setiap banjir media massa selalu menjadikannya sebagai berita utama baik di Media Sosial, Koran, Radio hingga televisi nasional mau pun lokal.
Baca Juga: Relawan Perwira Pertamina Peduli Pulihkan Trauma Anak-Anak Plumpang
Pemerintah Daerah tahu persis bahwa salah satu penyebab banjir di Kota Sorong adalah drainase yang tidak berfungsi secara maksimal.
Drainase atau saluran air merupakan aspek infrastruktur kota atau wilayah yang cukup vital. Kurangnya pengoptimalan fungsi drainase dapat menjadi faktor yang memberikan dampak cukup serius terhadap suatu wilayah.
Sialnya, drainase di Kota Sorong, belum dapat dioptimalkan sebagaimana mestinya. Hampir 60% kondisi drainase di kota ini tidak berfungsi secara optimal.
Tingginya sedimentasi di dalam saluran menjadi salah satu faktor penyebab tidak maksimalnya fungsi drainase.
Rata-rata drainase di Kota Sorong, berfungsi paling maksimal 50% saja. Sedimen paling banyak yang menutupi saluran sehingga menghambat aliran drainase.
Saluran air yang membujur di Jl. Kapten Marumi, depan Mall Papua kini dipenuhi sedimen.
Material lumpur dan pasir menutupi seperdua saluran air yang kira-kira berdiameter 1 meter.
Air yang berasal dari Galian C di gunung dan perkampungan sekitarnya, tidak dapat mengalir lancar ke kanal dan Kali Kilo Meter 10.
Saluran air yang berada di drainase tertutup tanah dan pasir. Menyebabkan warga tidak dapat mengawasi banjir.
Bahkan warga selalu was-was akan terjadi banjir setiap turun hujan di Jalan Maruni Kota Sorong tersebut.
Dinas PU Kota Sorong tak pernah melakukan pengerukan sedimen agar aliran air dapat mengalir dengan lancar.
Warga menyebut seandainya pengerukan dilakukan, maka aliran air dari gunung dan pemukiman akan lancar sampai ke sungai kilo 10 tersebut.
Anehnya, aliran drainase dari wilayah perkampungan di pegunungan lokasi Galian C hingga ke kota tak jelas alur pembuangannya.
Baca Juga: Lirik Lagu Ramadhan versi Inggris Indonesia - Maher Zain
Ini, menyebabkan masyarakat tak dapat melakukan pendeteksian wilayah yang memiliki potensi banjir, agar terantisipasi warga.
Pembenahan drainase selama ini, dilakukan secara parsial dengan alasan minimnya anggaran. Sehingga penanganan banjir di Kota Sorong tak ditindaklanjuti secara menyeluruh.
Sejumlah pejabat PU Kota Sorong tak bersedia memberikan klarifikasi soal banjir ini. ***
Artikel Terkait
Korban Meninggal Akibat Longsor Dan Banjir Sorong Menjadi Lima
Luna Maya Lakukan Pembekuan Sel Telur, Tren Bagi Wanita Karier
Umur 23 Tahun Kota Sorong Jadi Pusat Peradaban Modern di Tanah Papua
Multiplayer Effect Platform Kota Sorong Terhadap Ekonomi Provinsi Papua Barat Daya
Manfaat Pendidikan dan Keterampilan Literasi di Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya Selayang Pandang
Kajian Penanganan Banjir Kota Sorong Pemda Disarankan Libatkan 8 Perguruan Tinggi Setempat
Sistem Drainase Buruk Penyebab Banjir Jadi Langganan Kota Sorong