BEKASI: Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, Ade Puspitasari melantik pimpinan kecamatan (PK) se Kota Bekasi periode 2020-2025 di Gedung Graha Girsang, di Jalan Raya Pondokgede, Bekasi Selatan, pada Sabtu (8/1/2022).
Pelantikan dan pengukuhan itu menghasilkan 12 orang terpilih menjadi Ketua PK yang direncanakan dalam waktu dekat akan segera melakukan regenerasi kepengurusan hingga di tingkat kelurahan.
Para Ketua PK akan membentuk panitia untuk melaksanakan musyawarah kelurahan di 56 kelurahan.
Dalam kesempatan itu, Ade Puspitasari memberikan semangat kepada kader partai maupun pengurus di tingkat kecamatan.
Ade juga menyampaikan soal penangkapan ayahnya (Rahmat Effendi) yang diberitakan sebelumnya terjaring tangkap tangan atau OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kediamannya di Pendopo, Pekayon, Bekasi Selatan pada Rabu (5/1/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Ade menegaskan, Ayahnya tidak di OTT. Pasalnya, saat tim Satgas KPK menangkap Wali Kota Bekasi itu tidak membawa uang.
"Saksinya banyak. Saksi di rumah itu saksi semua. Bagaimana Pak Wali dijemput. Bagaimana Pak Wali hanya membawa badan. KPK hanya membawa badan Pak Wali tidak membawa uang sepersen pun," ucap Ade.
Ade juga mengatakan, logikanya OTT itu ada transaksi.
"Baru saya katakan saya ke geb (ketangkap), benar ngak," cibir Ade dihadapan kader dan pengurus kecamatan.
Menurut Ade, hal itu tidak adil. Wali Kota Bekasi bersama tim Satgas KPK tidak membawa uang dari Pendopo, ucap Ade menegaskan.
Ade membeberkan, uang yang di OTT dari tim Satgas KPK merupakan uang dari hasil pengembangan kepala dinas, camat dan pihak swasta.
"Itu pengembangan, tidak ada OTT," tutur Ade.
Menurut Ade, penangkapan Wali Kota Bekasi merupakan pembunuhan karakter. Bahkan Ade mengungkapkan jika partainya sedang diincar lawan politiknya.
"Memang ini kuning sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar kuning," kata Ade.