Kunjungan Wisman Ke Indonesia Naik 4,86 Persen

- Kamis, 5 Desember 2019 | 04:48 WIB

JAKARTA: Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Oktober 2019 naik 4,86 persen yakni dari 1,29 juta menjadi 1,35 juta wisman dibanding jumlah kunjungan bulan yang sama pada tahun lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif dari Januari-Oktober 2019 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 13,62 juta wisman atau naik 2,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Kemenparekraf Guntur Sakti, di Jakarta, Rabu (4/12/2019) mengatakan, ada kenaikan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia selama Oktober 2019 bahkan kenaikan juga terjadi selama periode Januari–Oktober 2019. 

“Secara kumulatif Januari sampai Oktober 2019 ada kenaikan, namun jika dibandingkan September 2019, jumlah kunjungan wisman Oktober 2019 memang turun,” katanya. 

Ia mengatakan, penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari bulan sebelumnya, itu dikarenakan di berbagai negara memiliki musim dan kendala yang berbeda dan tren penurunan tersebut juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. 

Dampak penurunan juga, lanjut Guntur, terjadi lantaran faktor bencana alam maupun non-alam seperti, beberapa daerah terjadi isu yang terkait dengan keamanan, kondisi politik Indonesia bahkan menjadi sorotan negara fokus pasar dimana Australia bahkan sudah menerbitkan _travel advice_ bagi warganya terkait kemungkinan diberlakukannya sejumlah peraturan yang dianggap kurang menguntungkan wisatawan. 

Bahkan dari hasil kajian dengan menggunakan data sentimen menunjukkan bahwa terkait sejumlah isu di Indonesia, hampir 90 persen dari _crawling_ data media sosial Australia menunjukkan sentimen negatif. Kerusuhan di Wamena misalnya menjadi salah satu perhatian bagi Australia, dimana beberapa warganya tertangkap dan diduga terlibat dalam aksi tersebut.

Lalu tren wisatawan global juga sedang mengalami penurunan terutama dari Eropa, lantaran sedang terjadi perlambatan ekonomi seperti kasus brexit di Inggris, Yellow vaste di Prancis, dan isu integrasi di Spanyol. 

Wisatawan Eropa ada yang lebih tertarik ke negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam karena dianggap lebih murah paket wisatanya.

Meskipun begitu ada beberapa destinasi yang mengalami kenaikan seperti dari pintu Bali dan Lombok. Kenaikan diperkirakan karena faktor kesiapan 3A sudah tersedia dengan baik sehingga memudahkan wisatawan untuk melakukan perjalanan.

Hal tersebut juga, lantaran Bali dan Lombok memiliki letak geografis yang tidak jauh dari Australia, destinasi yang sesuai dengan karakteristik Australia dan memiliki sejumlah penerbangan langsung. 

Sedangkan, Jakarta cenderung merupakan kota bisnis dan atraksi di Jakarta belum dikemas sesuai pasar Australia dan kurangnya paket-paket wisata yang dianggap menarik. 

Catatan lainnya, kenaikan pada Oktober 2019 dibandingkan 2018 dikarenakan adanya pembukaan rute baru, maskapai Virgin Australia dari Darwin – Denpasar, lalu maskapai Malindo Air Adelaide – Denpasar, dan Sydney – Denpasar. Serta maskapai Air Asia dari Perth menuju Lombok.

“Ada penurunan lantaran tren atau _seasonality_ tiap negara berbeda-beda, ada yang masanya sudah selesai musim liburan ada yang baru akan berlibur. Dan biasanya akan meningkat pada Desember,” katanya.

Halaman:

Editor: Gungde Ariwangsa SH

Terkini

Jelang Ramadhan,Stok Daging Sapi di Jakarta Aman

Senin, 20 Maret 2023 | 15:42 WIB

Ketum PKN: Program PKN di Daerah Berbeda-beda

Sabtu, 18 Maret 2023 | 22:05 WIB
X