SURAKARYA.ID: Pemerintah telah menyampaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2022 sebesar 5,7 persen.
Sedangkan, untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di antara 4,7 sampai 5,1 persen pada 2023 mendatang.
Dengan angka pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan, ekonomi Indonesia dapat dikatakan sangat tangguh. Angka itu menjadi modal kuat ekonomi Indonesia menghadapi ancaman resesi dunia.
"Kita patut bersyukur karena pertumbuhan ini sudah relatif baik dibanding negara-negara lain. Kita sebetulnya termasuk negara yang berada di dalam posisi yang masih baik berada di antara negara-negara besar," terang Menko PMK Muhadjir Effendy, saat memberikan Orasi Ilmiah pada Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) Ke-60, di Malang, Jawa Timur, Kamis (5/1/2023).
Pada acara itu, turut hadir Rektor Prof Widodo SSi MSi PhD, Ketua Senat Universitas Brawijaya Prof. Dr Ir Arifin, para anggota Majelis Wali Amanat, para dekan 18 fakultas, serta Civitas Akademika UB.
Menko PMK, yang juga ketua Majelis Wali Amanah UB, menyebut usaha pemerintah untuk membangun sumberdaya manusia. Yang berkualitas dan berdaya saing dengan menangani tiga persoalan besar, yang terjadi saat ini di Indonesia.
"Jadi ada tiga yang menjadi isu besar di dalam pembangunan SDM tahun 2023," ujarnya.
Pertama, penurunan angka kemiskinan, prevalensi penurunan stunting, serta revitalisasi vokasi. Dia berharap peran serta dunia pendidikan, bisa ikut ambil bagian dalam menyukseskan program prioritas SDM ini.
Baca Juga: Kekerasan Seksual, MA Tolak Gugatan Kasasi Terpidana HW, Menteri PPPA Tak Ada Toleransi bagi Pelaku
Upaya pemerintah dalam menangani penghapusan kemiskinan ekstrem. Dengan meluncurkan program pengurangan beban pengeluaran masyarakat, program peningkatan pendapatan masyarakat, serta program penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan yang dilakukan secara bersama-sama.
Selanjutnya, pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Sebagai upaya menyiapkan sumberdaya manusia unggul, kompeten, produktif, serta berdaya saing.
Menko PMK berharap seluruh pihak dapat berkolaborasi untuk menyiapkan sumberdaya manusia. Yang kompeten dan berdaya saing sebanyak-banyaknya, sebagai modal untuk keluar dari negara berpenghasilan menengah.
"Saat ini, jangan lagi berjalan sendiri-sendiri, harus bersinergi. Sehingga, sumberdaya bisa digunakan secara efektif dan efisien," tuturnya.***
Artikel Terkait
Dirut BPDPKS: Kinerja Sektor Sawit Meyakinkan dalam Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ekonomi Global Dibayangi Resesi, Puteri Komarudin Optimis Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh
Menko PMK Cek Kesiapan Malam Tahun Baru dan Bantuan Warga di Pulau Karimunjawa