SUARAKARYA.ID: Dunia bakal menghadapi masa penuaan penduduk atau ageing population, dimana diproyeksikan jumlah lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas, akan naik signifikan menjadi 1,5 miliar jiwa pada tahun 2050.
Penuaan penduduk ini juga berdampak di Indonesia, yang mengakibatkan jumlah lansia 29,3 juta pada tahun 2022. Data tersebut dilansir daribOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Fenomena penuaan penduduk atau aging population tersebut, sesungguhnya bisa dimanfaatkan sebagai bonus demografi kedua bagi dunia.
Pasalnya, angka harapan hidup lansia pada usia 60 tahun adalah 17,9 tahun, dengan usia harapan hidup sehat selama 13,4 tahun. Ini juga berdasarkan data WHO pada 2019 dan UN Population Division pada 2022.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr (H.C) Hasto Wardoyo SpOG (K) saat membuka Webinar Resilience of Older Persons In A Changing World dan Launching Buku Ajar Gerontologi, di Jakarta, Kamis (13/10/2022) menyatakan, selain menghadapi aging population, kita juga menghadapi masalah kemiskinan ekstrim
Webinar juga digelar, dalam rangka Hari Lanjut Usia Internasional 2022, yang diselenggarakan secara virtual.
“Kita sedang menghadapi aging population, kemudian kita juga menghadapi permasalahan kemiskinan ekstrim. BKKBN harus peran penuh dalam data keluarga, untuk memecahkan kemiskinan ekstrim," tuturnya.
Dikemukakannya, salah satu sumber kemiskinan ekstrim sebetulnya juga lansia karena banyak single parents atau orangtua tunggal.
Hasto menjelaskan, selama 50 tahun terakhir persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi 10,8 persen pada tahun 2022. Angka itu diproyeksi akan terus mengalami peningkatan, hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045 berdasarkan data BPS tahun 2021.
Dikatakannya, berdasarkan Peraturan Presiden Nomorv88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, BKKBN wajib mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat.
Karena itu, intervensi kelompok bina keluarga lansia dengan sekolah lansia menjadi hal yang sangat penting.
Baca Juga: Perlindungan BPJAMSOSTEK, BPS Daftarkan Petugas Regsosek ke Program Jamsos Ketenagakerjaan
"Dalam rangka pengembangan materi kelanjutusiaan terutama mengenai Gerontologi yang digunakan sebagai rujukan universitas ramah lansia. Maka, melalui kerja sama BKKBN dengan URINDO melaunching Buku Ajar Gerontologi," terangnya.
Buku itu tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan dosen dan mahasiswa. Tapi, dapat menjadi sumber pengetahuan dan rujukan dalam mempersiapkan generasi milenial dan generasi Z.
"Dalam menghadapi kenaikan jumlah penduduk lanjut usia ke depan,” ujarnya.
Di bagian lain, Rektor Universitas Respati Indonesia (URINDO) Prof Dr Tri Budi W Rahardjo drg MS mengatakan, Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari aspek penuaan serta dampaknya dari segi fisik, mental, sosial, serta kaitannya dengan teknologi.
"Tujuan penyusunan buku ini untuk memberikan pemahaman tentang Gerontologi. Dalam pembelajaran di perguruan tinggi dan Institusi pendidikan maupun Institusi lain yang terkait, sebagai acuan dan rujukan untuk pembelajaran pelatihan dan pelayanan,” tuturnya. ***
Artikel Terkait
Hasto Wardoyo: UU Keluarga Nasional Akan Digabung UU Kependudukan
Jokowi Ingatkan 300 Juta Penduduk Dunia Alami Krisis Pangan, Jaga Pasokan Pangan Wajib
Bonus Demografi, Mahasiswa Harus Miliki Mental Pengusaha
Anggota DPR RI dan BKKBN Bagi-Bagi Doorprize hingga Kampanye Caleg saat Sosialisasi Program Stunting di Bekasi