SUARAKARYA.ID: Parade Rejang Sari turut menyemarakkan rangkaian Pujawali Parahyangan Agung Jagat Kartta (PAJK) di Wantilan Parahyangan Agung, Jagatkartta Gunung Salak, desa Tamansari, Kabupaten Bogor pada hari Minggu (4/9/2022).
Ini merupakan Pujawali di Parahyangan yang ke-17 akan jatuh pada Purnamaning Sasih Ketiga Sabtu (10/9/2022).
Parade Rejang Sari ini diikuti 15 tim peserta dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Ketua Panitia Pujawali ke-17 IB Wisnu Wardana dalam sambutan pengantarnya mengatakan, Parade Rejang Sari ini bukan bertujuan untuk mencari pemenang.
"Dalam Parade Rejang Sari ini tidak ada yang 'menang' dan tidak ada yang 'kalah' . Sebab di sini kita bersatu dalam kebersamaan sebagai wujud Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Agung dan rasa syukur atas anugerah Tuhan kepada Alam Semesta beserta isinya ," ujarnya.
Baca Juga: Museum Tekstil Dikunjungi Ahli Waris Ny Eiko Kusuma, Akan Tinjau Koleksi Batiknya
Hadir pada kesempatan itu Perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten serta Pengurus Yayasan Giri Tamansari.
Sementara I Gede Adiputra selaku Panitia Bidang Kesenian yang dihubungi saat acara parade berlangsung menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh peserta.
"Sebab sejak awal selama dua sampai tiga bulan masing-masing peserta melakukan persiapan untuk acara ini. Suatu effort yang luar biasa dengan penuh semangat para peserta menyiapkan diri dengan tulus sebagai wujud Bhakti kepada Yang Maha Kuasa” ujarnya.
Baca Juga: BRI Gelar Sayembara Desain Logo HUT ke-127 Mengusung Tema 'Makin Muda(H)'
Begitu pula panitia bidang kreatif di bawah koordinasi Putu Andika sebagai pelaksana teknis kegiatan parade ini dinilai telah mempersiapkan dengan matang dari personal operator hingga sarana pendukungnya.
Ketut Rena asal Kota Denpasar sebagai pencipta tari Rejang Sari turut hadir memberi arahan sebelum acara dimulai.
"Rasa penuh syukur dan ketulusan hati yang suci inilah yang harus ditanamkan dalam hati setiap pelaku tari Rejang Sari. Dengan demikian mampu menghadirkan suasana yang religius," ucap Ketut Rena dalam paparannya.
Baca Juga: Dieng Culture Festival Potensial Jadi Event Kelas Dunia Inisiatif Masyarakat
Warga Bintaro bernama Purnamajaya yang sejak awal mengamati parade tersebut menilai ada terobosan dari sisi busana yang ditunjukkan oleh peserta remaja dari Jakarta Barat dan Tigaraksa.
"Busana yang didominasi warna Tri Datu, merah, putih dan hitam, menghadirkan nuansa yang lebih variatif bagi perkembangan tari rejang kedepannya. Sudah barang tentu terobosan ini memperkaya khasanah tari rejang," ungkapnya. Sebab selama ini secara mainstream didominasi oleh warna putih dan kuning.
Peserta dari Bandung dengan gerakan yang gemulai serta senyuman yang khas ciri tatar pasundan disebutnya telah memberikan sajian yang menarik dalam parade itu.
Baca Juga: Lirik Lagu Mama - Eddy Silitonga ...Hanyalah Dirimu Harapanku, oh Mama
Di lain pihak seorang peserta dari Jakarta Selatan bernama Ayu Utami Dewi ketika diminta komentarnya mengatakan, tim-nya telah melakukan persiapan selama dua bulan penuh di bawah asuhan pelatih yang menerapkan disiplin yang begitu maksimal.
"Tentu saja dengan harapan agar kami dapat tampil lebih optimal dalam parade ini," pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Lirik Lagu Menikmati Sedih - Naura Ayu ... Percayalah Waktu kan Sembuhkan Kesedihanmu
Dieng Culture Festival Potensial Jadi Event Kelas Dunia Inisiatif Masyarakat
Museum Tekstil Dikunjungi Ahli Waris Ny Eiko Kusuma, Akan Tinjau Koleksi Batiknya
Lirik Lagu Mama - Eddy Silitonga ...Hanyalah Dirimu Harapanku, oh Mama
BRI Gelar Sayembara Desain Logo HUT ke-127 Mengusung Tema 'Makin Muda(H)'