SUARAKARYA.ID: Apapun alasannya seharusnya orangtua tidak boleh menelantarkan anaknya atau melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan dari buah hati mereka.
Namun kenyataannya sering bertolak belakang. Karena alasan tertentu, ada anak yang hidup sungguh menderita, sehingga menimbulkan keprihatinan orang lain.
Kondisi itu dialami seorang anak di bawah umur berinisial R (15 tahun) yang tinggal di Kota Bekasi. R dievakuasi Unit Unit Pelayanan Perempuan dan anak (PPA) Polres Metro Bekasi Kota karena dipasung di Gang Bersama RT 02/RW 08, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Polisi juga mengamankan orang tua dari anak baru gede (ABG) itu.
Baca Juga: Tidak Punya Anak, Pasutri Culik Anak Tetangga Umur Enam Bulan di Krendang
“Berawal dari informasi masyarakat yang melihat seorang anak yang kondisi kakinya dirantai di pinggir jalan,” kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hengki, Kamis (21/7/2022).
Dia menjelaskan, bocah malang berkebutuhan khusus tersebut dirantai oleh orang tuanya karena dianggap meresahkan.
Kedua orang tua R yakni PS (40) dan AR (41) telah diamankan penyidik Perlindungan Perempuan dan anak (PPA) Polrestro Bekasi Kota, untuk dimintai keterangannya. Penyidik belum menetapkan status tersangka kepada kedua orang tuanya.
“Kita masih dalami hari ini. Terhadap orang tua, sedang dilakukan pemeriksaan apa motif dan sebagainya. Jadi akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” jelasnya.
Baca Juga: HAN 2022, Menteri PPPA Bagikan Dua Ton Makanan Olahan Ikan Untuk Anak-Anak
Selanjutnya, kata Kombes Hengki, korban akan dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Nantinya, R akan dititipkan ke panti asuhan.
“Dari kesepakatan dengan orang tua dan sebagainya, bahwa pada Kamis, 21 Juli 2022, yang bersangkutan akan dibawa atau dititipkan ke panti asuhan,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan anak Indonesia (LPAI) Kota Bekasi, Frans Sondang Sitorus, menambahkan, diduga anak itu ditelantarkan oleh orangtuanya.
“Melihat fisiknya, tidak diperhatikan dalam hal makanan dan gizi. Secara psikis, memang anak berkebutuhan khusus,” kata Frans.
Menurutnya, motif sementara orangtua yang merantai anaknya karena sering menghabiskan makanan orangtuanya dan dikhawatirkan memakan makanan tetangga. “Ini jawaban yang tidak mungkin sebenarnya,” imbuhnya. ***
Artikel Terkait
Puncak HAN 2020, Mensos Sapa 8000 Anak Indonesia Secara Virtual
HAN 2022, Menteri PPPA Bagikan Dua Ton Makanan Olahan Ikan Untuk Anak-Anak
Tidak Punya Anak, Pasutri Culik Anak Tetangga Umur Enam Bulan di Krendang