SUARAKARYA.ID: pornografi kebanyakan datang dari publik figur atau tepatnya artis, yang ingin disebut modern. Tapi, apa sih moderen itu. Harusnya mereka lebih memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu disampaikan Penasehat ikatan cendekiawan muslim indonesia (ICMI) Sabri Saiman, di Jakarta, Tabu (11/5/2022).
Dikemukakannya, saat ini anak bangsa tengah "dijajah" dengan tampilan sejumlah artis. Yang memamerkan keelokan tubuhnya melalui media sosial.
"Ya saat ini anak bangsa sedang dijajah dengan tontonan yang seronok di media sosial. Banyak sekali tayangan atau konten yang berbau pornografi dan ini menjadi perhatian cendikiawan dan ulama di Indonesia," tuturnya.
Mereka (publik figur), imbuhnya, ditonton di segala usia. Sebenarnya pemerintah sudah membuat Undang-undang, untuk membentengi kehidupan sehari-hari.
Apa lagi, kata Sabri, Bangsa Indonesia identik dengan norma beragama. "Mau dia agama mana pun atau dari suku apa pun," ucapnya.
Saat ini, melihat media sosial sudah menjadi makanan sehari-hari dari anak-anak hingga orangtua.
Sabri mengemukakan, UUD ITE sudah jelas sekali melarang tayangan yang negatif. Harusnya ada filterisasi dari kementrian informasi.
"Membatasi tayangan-tayangan seperti itu. Mau dijadikan apa bangsa ini kalau para publik figur malah mencontoh budaya asing," ujarnya.
Akhirnya, Sabri berharap, pendidikan agama dan pendidikan di sekolah sangat penting dalam mengedukasi anak-anak. Apa yang pantas ditonton atau tidak, bukan jadi pembiaran yang akan merusak moral anak bangsa.***