Ramadhan Bulan Ibadah Istimewa, Momentum Tekan Angka Covid Dan Pacu Peningkatan Ekonomi

- Senin, 28 Maret 2022 | 22:14 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy.
Menko PMK Muhadjir Effendy.
 
SUARAKARYA.ID: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut Ramadan menjadi bulan ibadah istimewa, sekaligus momentum untuk terus menekan angka kasus Covid-19, serta memacu peningkatan ekonomi.
 
“Tentunya, jika aturan ibadah Ramadan dan pelaksanaan mudik dipersiapkan dengan baik,” ujar Menko PMK, pada acara Silaturahmi Virtual dan Sosialisasi Kebijakan Pelaksanaan Ibadah Bulan Suci Ramadan Tahun 2022 bersama Para Tokoh Agama di Kantor Kemenko PMK, Senin (28/3/2022). 
 
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 23 Maret lalu, tahun ini umat Islam dapat kembali menjalankan ibadah salat Tarawih dan salat Ied berjamaah di masjid. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan telah diperbolehkan untuk mudik Lebaran.
 
Menko PMK mengatakan, hasil survei Kementrian Perhubungan, kebijakan penghapusan aturan tes antigen/PCR dalam bepergian berpotensi terhadap peningkatan arus mudik Lebaran yang cukup tinggi. Yakni, hingga 55 juta pelaku perjalanan. 
 
 
Sementara, jika tanpa syarat atau cukup dengan vaksin dosis kedua, diperkirakan akan ada 79 juta warga yang melakukan perjalanan mudik.
 
“Kalau ada kemudahan lain, misal ada mudik bersama, nah peluangnya mendekati 100 juta (pemudik).  Maka dari itu, jika kita betul-betul menyiapkan ibadah Ramadan dengan baik, otomatis kelambatan ekonomi kemarin akan bisa ditebus pada masa lebaran ini,” ungkapnya. 
 
 Adapun saat ini, pemerintah telah mengatur sejumlah pengaturan kegiatan dan kapasitas ibadah selama bulan ramadan. Yang teruang dalam SE Menag Nomor 4 Tahun 2022 dan Imendagri Nomor 8 Tahun 2022, serta pengaturan pergerakan masyarakat dalam SE Menhub Nomor 21 Tahun 2022.
 
“Kegiatan tarawih, buka puasa, takbiran menyesuaikan ketentuan kapasitas tempat ibadah. Yakni PPKM level 3 maksimal 50 persen, PPKM level 2 maksimal 75 persen, serta PPKM level 1 maksimal 75 persen," sebut Menko PMK
 
 
Sementara, untuk pelaku perjalanan dalam negeri yang telah mendapatkan vaksin kedua atau ketiga (booster). TIdak perlu menunjukkan hasil swab antigen dan PCR. 
 
Menko PMK optimis Ibadah ramadan dapat dilaksanakan lebih khidmat dan leluasa. Karena, situasi pandemi Covid-19 mulai melandai. 
 
Menurut data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, hingga 27 Maret 2022 pukul 12.00 WIB tercatat kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 3.077 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 4.189 kasus.
 
Turut hadir dalan silaturahmi virtual dan sosialisasi itu, Kepala Kantor Sekretaris Presiden (KSP) Moeldoko, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrurozi, Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Adian Husaini, Ketum PB Mathla'ul Anwar Embay Mulya Syarief,  Ketum Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria,  Ketum PB al Jam'iyatul Washliyah Masyhuril Khamis, Ketum PB Nahdlatul Wathan (NW) TGKH Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Ketum PB NW Diniyah Islamiyah TGH Nahmul Ahyar, Ketum Persatuan Muslim Tionghoa Indonesia (PITI) Denny Sanusi, Ketum PP Ikatan Dai Indonesia (Ikadi)  Ahmad Kusyaeri Suhail. 
 
 
Hadir juga Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni, dan Sekjen PP Bakomubin As Adwijaya, serta perwakilan MUI, PUI dan ICMI
 
 Apresiasi Peran Tokoh Agama
 
Sementara itu, upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyosialisasikan protokol kesehatan dalam penanggulangan Covid-19, tidak lepas dari peran dan dukungan tokoh agama. Tokoh agama dinilai memiliki peran penting dalam meluruskan atau mengedukasi umat di tengah kebingungan.
 
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, dalam pelaksanaan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443H/2022M, tokoh agama memiliki peran yang sangat penting pada masa pandemi Covid-19. Baik dalam hal menyampaikan kebijakan pemerintah akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan. 
 
Terutama, dalam menangkal informasi-informasi hoaks kepada umat terkait Covid-19. Karena, tokoh agama merupakan suri tauladan di tengah-tengah masyarakat.***
 
 

Editor: Dwi Putro Agus Asianto

Tags

Terkini

X