JAKARTA: Dokter sekaligus influencer Sonia Wibisono membagi pengalaman saat dirinya berkesempatan bersilaturahmi sekalian memberi dukungan moral kepada Menkes Terawan Agus Putranto dan staf di Kemenkes RI.
"Sedikit sharing tentang strategi Kemenkes dalam menangani Covid-19, lanjutan cerita saya kemarin di Kantor Kemenkes,"ujar dr Sonia Wibisono kepada Suarakarya.id lewat perbincangan virtual di Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Setelah 8 minggu infeksi Covid-19 di Indonesia, dokter Sonia menuturkan justru semakin mengenal karakteristik virus ini, menyesuaikan dengan perkembangan yang cepat.
Menurutnya, saat ini Kemenkes memiliki dua strategi dalam mengatasi dampak kesehatan dari tersebarnya virus Covid-19 di Indonesia. Pertama adalah pemerintah berupaya menekan penyebaran virus yang cepat agar tidak terjadi overload di fasilitas kesehatan. Lalu memberikan penekanan kejadian dengan melakukan protokol WHO yakni memastikan physical distancing, hidup sehat, dan hidup bersih yang terus dikampanyekan secara masif melalui telemedicine..
Kata Menkes Terawan, seperti yang diteruskan informasinya oleh dr Sonia, masyarakat Indonesia telah berhasil untuk langkah tersebut, terbukti dari rawat inap di beberapa Rumah Sakit telah menunjukkan angka penurunan.
“Kemenkes sangat mengapresiasi kerja keras masyarakat Indonesia semua dalam upaya melawan Covid-19,” ucap Menteri Terawan ditirukan Sonia.
Yang kedua adalah tracing. Tracing selain yang dilakukan oleh surveillance dari kasus positif, ada juga tracing dilakukan oleh telemedicine dari skrining digital di aplikasi handphonenya.
"Skrining digital bagi yang masuk kriteria dilakukan rapid test sebagai deteksi dini. Rapid test bisa mengetahui adanya IgG dan IgM pada tubuh. Yang tidak pernah disangka ternyata di masyarakat lebih banyak yang memiliki IgG dari pada IgM. Ini artinya plasmanya bisa disumbangkan untuk menyelamatkan pasien yang rentan," jelas Duta Kesehatan PBB ini.
Lebih lanjut Sonia mengatakan Kemenkes juga sedang berusaha mencari IgG di masyarakat.
"Kemenkes berjuang agar semua masyarakat yang terkena Covid-19 bisa selamat. Yang kuat bisa sembuh sendiri, kelompok yang rentan dibantu oleh plasma orang yang sembuh agar penyakitnya cepat teratasi dan sembuh juga,” demikian pernyataan Kemenkes RI yzg ditirukan Sonia sambil memperlihatkan data telemedicine yang ternyata IgG (sembuh) 10 kali dari IgM (sakit).
Terapi Plasma Konvalesen sendiri adalah produk kaya antibodi yang dibuat dari darah yang disumbangkan oleh orang-orang yang telah pulih dari penyakit yang disebabkan oleh virus.
Pengalaman dari Tiongkok menunjukkan bahwa plasma konvalesen memiliki potensi untuk mengurangi keparahan atau mempersingkat lama penyakit yang disebabkan oleh Covid-19. Sejumlah uji klinis juga dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran plasma konvalesen yang dilakukan oleh FDA dan Mayo Klinik ini membuktikan keefektifan cara ini.
Banyak pasien-pasien yang telah memakai ventilator bisa sembuh dan berkumpul kembali ke keluarganya tercinta.
Dokter Sonia menyebut Terapi Plasma Konvalesen ini bisa menghapus stigma, karena orang yang terinfeksi dan sembuh justru bisa membantu suatu saat orang-orang yang rentan jika terinfeksi.