SUARAKARYA.ID: BRI bikin orang cerdas meraih cita-cita menjadi pengusaha di tengah Sorong ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.
BRI seperti halnya mendorong para pebisnis di pasar-pasar, mal atau lainnya saat ini untuk berkembang.
BRI bagi ibu rumah tangga biasa, yang hidup dan makan dari penghasilan gaji PNS-TNI-Polri. Atau BUMN, BUMD maupun Swasta murni.
Baca Juga: BRI Hubungi Dinas Pertanian Provinsi Maluku Terkait Tambahan Rp800 Miliar untuk Biayai KUR
Tentu kebutuhan hidup memaksa mereka harus putar otak untuk mencari tambahan penghasilan keluarga.
Ibu Marni Gianto (50), warga RT 004 - RW 005 Kelurahan Remu Selatan Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong Papua Barat, Jumat (5/6/2023), mengisahkan pengalaman hidupnya saat bersama BRI kepada suarakarya.id.
Mulanya sekitar 2010 lalu ia menjual barang-barang kebutuhan warga lingkungan tempat tinggalnya.
Seperti halnya orang lain, Ibu Marni Gianto juga ingin hidup layak dan memiliki usaha yang sama.
Ibu Marni ingin seperti pengusaha-pengusaha itu yang berbisnis di berbagai bidang (sektor).
Kini bersana BRI merupakan keinginan wanita asal Buton Kelahiran Sorong Papua Barat 50 tahun lalu itu meraih cita-citanya.
Marni, istri seorang TNI ini sejak dahulu memang berkeinginan untuk berbisnis sendiri termasuk berjualan bahan makanan.
Antara lain beras, gula, resep makanan, minyak goreng, terigu dan aneka bahan makanan anak dan bayi.
Ibu tiga anak semuanya putri ini juga memasarkan kerupuk yang masih berupa bahan mentah.
Atau bahan makanan lain yang sangat dibutuhkan warga RT 004-RW 005, Kelurahan Remu Selatan Kota Sorong dan sekitarnya.
Wanita ini mulai merintis usahanya dari bawah.
Ia mengisahkan, awalnya bersama suami, yang bukan pengusaha ini membuka bisnis bermodalkan Rp4 juta.
Ia hanya menjual berbagai kebutuhan warga sekitarnya. Meski tentunya dalam jumlah barang yang masih sedikit sekali.
Hasil observasi ibu Marni yang bersuamikan Sersan Kepala TNI, pria orang Sragen jJawa Tengah itu, berkesimpulan. Bahwa letak kediaman atau rumahnya secara strategis diuntungkan dalam usaha atau bisnis.
Baca Juga: Polda Sulteng Tetapkan 1 Anggota Polisi diduga Tersangka Kasus Persetubuhan Anak Di Bawah Umur
Ini berdasarkan pengalamannya mengelola bisnis awal dengan modal hanya Rp4 juta tersebut. Tapi barang jualannya laris manis.
Lokasi tempat tinggalnya di belakang Masjid Ataqwa Remu Selatan Kota Sorong. Kawasan itu termasuk areal padat penduduk dari berbagai latar belakang profesi.
Ini memungkinkan wanita asal Buton ini berusaha dagangan bahan pokok. Berbagai bahan makan ringan dan jenis makanan umum yang melayani publik setempat.
“Memang dalam perencanaan awal terketuk hati saya untuk menggunakan jasa keuangan khususnya dari perbankan.
Namun belum berani menyampaikan niat berusaha menggunakan pinjaman bank.
Meski ada petugas BRI yang sering menawarkan kredit dengan jaminan atau kriteria tertentu,” kata Ibu Marni.
Beberapa saat kemudian, lanjutnya, bahwa kini saatnya ia mencoba mengeksplorasi tentang apa, mengapa dan bagaimana menggunakan pinjaman perbankan.
Dan pinjaman di bank mana yang bisa menjamin kelangsungan usahanya tanpa ada praktik rentenir.
Baca Juga: BRI Layani Pengambilan Kredit Peternak dan Petani Musiman di Kabupaten Sorong
Akhirnya, Marni tiba pada klimaks-nya bahwa ia akan menggunakan pinjaman Bank Rakyat Indonesia untuk meningkatkan usahanya lebih dari saat itu.
“Pertama sekali saya mengajukan pinjaman Rp25 juta ke BRI Sorong. Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha dagangan saya,"katanya.
Alhasil ternyata usaha Bu Marni meningkat pesat karena dagangannya laris manis, demikian Ibu Marni.
Pesatnya perkembangan usaha dagang barang kebutuhan pokok Marni, membuat penghasilannya bertambah.
Nah, karena ingin meningkatkan bisnisnya, ia kemudian mengajukan pinjaman lagi ke BRI Rp50 juta.
Dengan dana pinjaman itu ia membuka bilik usaha lebih luas. Dibanding ruangan usahanya yang pertama.
Tak disangka, memang usaha dagangan bahan makanan (Bama) di lokasi itu memanjakan masyarakat setempat.
Pasalnya, warga tak lagi membeli barang kebutuhan pokoknya di pasar Central Remu. Yang hanya berjarak 800 meter dari tempat usaha milik ibu Marni.
Karena laku pesatnya barang dagangan Bu Marni, membuat pihak BRI Sorong kembali menawarkan pinjaman yang lebih tinggi.
Wanita yang menghabiskan masa lajang-nya pada Desember 1993 itu akhirnya bersedia meminjam dana usaha lebih tinggi. Yakni Rp75 juta.
Dengan anggaran tersebut Marni dan suaminya membangun pekarangan kosong miliknya di belakang tempat usaha dagangan mereka.
Baca Juga: Artis Senior Connie Nurlita Meninggal diduga Serangan Jantung
Lahan kosong itu digunakan untuk membangun rumah kos-kosan. Usaha sampingan ini ternyata juga sangat laris manis karena penduduk pendatang bertambah.
Sementara rumah kos di pusat kota Sorong habis.
Dari usaha rumah kos itu modal pun bertambah dan digunakan untuk memperbesar usaha dagangan yang dirintis sejak lama.
Barang dagangan dan rumah kos-kosan meraup keuntungan luar biasa. Sehingga, ibu Marni dan suaminya berpikir untuk mengembangkan usaha rumah-rumah kos yang terus laku dihuni para pendatang.
Karena dirasakan usaha atau bisnis rumah kos menguntungkan maka Marni dan Gianto itu ingin terus meningkatkan bisnisnya.
Ini membuat wanita istri TNI itu kembali mengajukan peminjaman dana Rp125 juta ke BRI Sorong. Dan disetujui pihak Lembaga keuangan ini (BRI, Red).
Pinjaman kedua tersebut suami istri ini lalu mengembangkan selain rumah-rumah kos. Tapi juga meningkatkan bisnis bahan makanan jadi.
Dan, tetap menyediakan bahan mentah seperti tempe, tahu, sayur-sayuran dan sebagainya.
Menjawab pertanyaan suarakarya.id, Ibu Marni, menjelaskan, saat ini BRI memang merupakan lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat Sorong dan sekitarnya.
Baca Juga: Tahun 2023 Ditargetkan Rp1,6 Triliun Disalurkan untuk KUR Mikro di Seluruh Papua
“Saya berani memberikan kesaksian kepada masyarakat bahwa kredit dana usaha di BRI tidak memberatkan. Saya katakan begini karena banyak teman bisnis saya ibu-ibu yang akhirnya gulung tikar. Alias usahanya tutup, karena tak mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi,” kata Ibu Marni.
Karena itu, lanjutnya, diharapkan masyarakat memiliki modal awal. Seperti membuka usaha kios, toko atau lainnya. Nah kalau usahanya sudah berkembang barulah mengajukan kredit di BRI.
“Jangan meminjam dari lembaga keuangan lain yang akhirnya membuat bapa ibu tutup usahanya," ujar Bu Marni.
Menurut Bu Marni lembaga keuangan lain bunganya tinggi.
Kalau pinjan di BRI, saya hanya ditagih bunga 3 persen. Ia sangat puas dan mengaku pinjamannya lancar. "Tapi pengembalian ke BRI juga alhamdulillah lancar tanpa ada masalah sampai hari ini,” katanya. ***
Artikel Terkait
Indonesia Pemilik Perairan Natuna Utara, China Gigit Jari
Hubungan Jodoh di NTT - Yacob Nauly
Profil Presiden Soekarno Bapak Proklamator RI - Yacob Nauly
BRI Peduli Jadikan Desa Percontohan Pengelolaan Sampah Pilah
Buruan Beli Tiket Hanya di BRI Saksikan Timnas Indonesia Lawan Timnas Argrntina Juara Piala Dunia 2022
Lewat BRImo Future Garuda, BRI Dorong Talenta Muda Timba Ilmu Dari 4 Legenda Sepak Bola Dunia
BRI Hubungi Dinas Pertanian Provinsi Maluku Terkait Tambahan Rp800 Miliar untuk Biayai KUR