SUARAKARYA.ID: Demi membangun sinergi dalam hal edukasi pencegah kekerasan di lingkungan pesantren, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyambangi Pesantren Madinatunnajah yang terletak di Tangerang Selatan, Banten.
Dalam kunjungan yang berlangsung penuh semangat ini, Dr Eva Achjani Zulfa, Ketua Tim Pengmas FH UI, menyampaikan maksud mereka untuk mengajak kolaborasi dalam mencegah kekerasan di lingkungan pesantren.
Kegiatan yang berlangsung pada minggu, 21 Mei 2023 ini juga dihadiri beberapa mahasiswa pengabdi FH UI tingkat sarjana. Agenda kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan dari Unit Pengmas FHUI.
Baca Juga: Ibu Negara Iran Dr Jamileh Alamolhoda Harapkan Pesantren Yatim As Safiiyah Tumbuh Kuat dan Maju
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para pengurus dan pengajar pesantren, Dr Eva menjelaskan tujuan dari ajakan kolaborasi ini. Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan diundang untuk bekerja sama dengan FH UI dalam mencegah kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan pesantren tersebut.
Hal ini sejalan dengan komitmen FH UI untuk turut serta dalam peningkatan kesadaran dan perlindungan terhadap hak-hak individu.
Pimpinan Pesantren KH Agus Abdul Ghofur M,Pd. menerima dengan hangat kunjungan ini. Pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam ini, dimulai dengan pemaparan Bu Eva mengenai program Pengabdian Masyarakat FH UI dengan tema “Edukasi Pencegahan Kekerasan Fisik & Perlindungan Hukum terhadap Santri Pondok Pesantren di Indonesia”.
Baca Juga: Pangdam Brawijaya Gagas Pesantren Kilat, Pasukan Tempur Kaji Kitab dan Tafsir
“Pesantren merupakan instansi Pendidikan yang unik dan memiliki corak tersendiri, sehingga kurikulum pendidikan dan pengasuhan akan memiliki kearifan masing-masing, untuk itu perlu pendekatan tersendiri dalam kegiatan kesehariannya” ucap bu Eva mengawali pertemuan.
Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Islam yang sudah ada sejak lama, menurut penelitian sejak era Giri Kedaton, atau lebih awal lagi. Kementerian Agama mencatat hingga saat ini jumlah pesantren di seluruh Indonesia sudah mencapai sekitar 36.600.
Sedangkan jumlah santri aktif sebanyak 3,4 juta dan jumlah pengajar (kiai/ustad) sebanyak 370 ribu. Banyaknya jumlah santri ini, dapat menjadi bukti kepercayaan masyarakat kepada Lembaga pesantren. Sehingga pesantren mampu menjadi Key opinion leader (KOL) dalam beberapa isu.
Baca Juga: Wapres KH Ma'ruf Amin Berharap NW Bisa Berkontribusi Besar Perkuat SDM Masyarakat Melalui Pesantren
Melihat fakta ini, tim pengmas FH UI mengajak Pesantren untuk mengedukasi pengurus pesantren, pengajar, dan santri dalam mencegah Tindakan kekerasan. Mengacu pada Committee on the Rights of the Child (CRC Committee) atau Konvensi Anak dalam General Comment No 8 (2006) menegaskan pelarangan hukuman dengan kekerasan (corporal punishment), baik fisik maupun psikis. Tak bisa dipungkiri, beberapa waktu lalu terjadi beberapa kasus kekerasan fisik, psikis bahkan seksual di lingkungan pesantren.
KH Agus menyambut dengan hangat kunjungan ini, dan bersedia bekerja sama dengan tim pengabdi FH UI, Dia berkata, “Pada prinsipnya Pesantren Madinatunnajah ingin lingkungan pesantren kami bebas dari kekerasan, fisik, verbal, bully-an, dan lainnya. Kami pengen pesantren ini menjadi tempat yang baik untuk belajarnya santri/wati kami.”
Artikel Terkait
Wapres KH Ma'ruf Amin Berharap NW Bisa Berkontribusi Besar Perkuat SDM Masyarakat Melalui Pesantren
Pangdam Brawijaya Gagas Pesantren Kilat, Pasukan Tempur Kaji Kitab dan Tafsir
Ibu Negara Iran Dr Jamileh Alamolhoda Harapkan Pesantren Yatim As Safiiyah Tumbuh Kuat dan Maju
Dua Pimpinan Ponpes Terduga Pelaku Pencabulan Puluhan Santri di Lombok Timur Ditangkap Polda NTB
Tiga Santriwati Korban Kekerasan Seksual Pimpinan Ponpes, Polda NTB Ajukan Ganti Rugi Fisik dan Mental