SUARAKARYA.ID: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba-tiba membatalkan perjalanan berisiko tinggi ke Beijing yang bertujuan untuk meredakan ketegangan AS-China.
Hal ini sebagai buntut atas kehadiran sebuah balon besar China di ketinggian, berlayar melintasi langit AS, hingga menarik tuduhan serius Pentagon sebagai mata-mata meskipun ditolak tegas China, Jumat (3/2/2023).
Sebelumnya dilaporkan, video kabur menghiasi situs media sosial ketika orang-orang dengan teropong dan lensa telefoto mencoba menemukan "balon mata-mata" di langit saat menuju ke timur di atas Kansas dan Missouri pada ketinggian 60.000 kaki.
Baca Juga: IHLC Gelar Bussiness Meeting Indonesia-Uzbekistan
Dikutip dari laporan AP di Wahington DC, Sabtu (4/2/2023), pembatalan Blinken terjadi meskipun China mengklaim bahwa balon itu hanyalah "pesawat" penelitian cuaca yang telah meledak.
Pentagon menolak mentah-mentah pernyataan China bahwa balon seukuran dua bus sekolah itu tidak digunakan untuk pengawasan dan hanya memiliki kemampuan navigasi yang terbatas.
Menurut para pejabat AS, balon itu terdeteksi di lokasi militer yang sensitif di Montana tetapi telah bergerak ke arah timur di atas jantung AS bagian tengah pada tengah hari dan diperkirakan akan tetap berada di wilayah udara AS selama beberapa hari.
Baca Juga: Kemerosotan Seks di Jepang Bikin Pemerintah Bentuk Badan Khusus
Perkembangan tersebut menandai pukulan baru bagi hubungan AS-China yang sudah tegang yang telah menurun selama bertahun-tahun karena berbagai masalah.
Namun, pejabat AS menyatakan bahwa saluran diplomatik tetap terbuka dan bahwa Blinken bersedia melakukan perjalanan ke China pada "waktu yang tepat".
Presiden Joe Biden menolak mengomentari masalah tersebut ketika ditanyai di sebuah acara ekonomi.
Baca Juga: Tanam 1.500 Pohon Buah, Korem 074/Warastratama Dukung Penataan Area Solo Safari
Dua penantang pemilu 2024, mantan Presiden Donald Trump, dan Nikki Haley, mantan gubernur Carolina Selatan dan duta besar AS, mengatakan AS harus segera menembak jatuh balon tersebut.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menjelaskan kepada wartawan, Biden pertama kali diberi pengarahan tentang balon pengintai China pada hari Selasa (31/1/2023).
Artikel Terkait
KTT ASEAN: Presiden Jokowi Ingatkan Perang Dagang AS-China Bisa Merembet Ke Asia Tenggara
Risiko Perang Dagang AS-China Jadi Isu Hangat Forum G-20
Perang Dagang AS-China Picu Relokasi Pabrik Ke Indonesia
Pacific Light Cable Network, Pertarungan AS-China Merembet Ke Bawah Laut
Memanasnya Hubungan AS China Berpotensi Melemahkan Kurs Rupiah