SUARAKARYA.ID: Momentum Presidensi Indonesia di Group of 20 (G20) harus dimanfaatkan untuk mendorong Penguatan sektor industri di tengah kondisi dunia yang dilanda krisis multidimensional akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun.
Kegiatan ini memiliki kekuatan politik dan ekonomi serta kapasitas untuk mendorong pemulihan, sesuai dengan tema Presidensi G20 tahun 2022, yaitu “Recover Together, Recover Stronger".
“Presidensi Indonesia di G20 fokus pada tiga sektor prioritas yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Doddy menyampaikan, pihaknya beberapa waktu lalu menggagas Seminar Nasional dengan mengambil tema Penguatan Industri di Tengah Momentum Presidensi G20, yang dihadiri lebih dari 700 peserta dari kalangan pemerintahan, akademisi, praktisi, industri, asosiasi industri.
“Seminar nasional ini mengangkat tema pembahasan untuk dua sektor prioritas, yaitu transformasi digital dan transisi energi,” tutur Doddy
Seminar nasional Presidensi G20 tersebut menyajikan 58 naskah ilmiah yang terkait dengan tema transformasi digital dan energi berkelanjutan. Diharapkan kegiatan ini bisa mendorong peningkatan kompetensi SDM industri dan ASN melalui diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Hasil seminar akan menjadi prosiding yang terdaftar dalam ISBN yang diterbitkan dan diproses secara e-Jurnal di Kemenperin. Jurnal ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan, pemahaman yang baru untuk jadi bahan pertimbangan keputusan oleh berbagai pihak,” ungkap Doddy.
Lebih lanjut Doddy menjelaskan, melalui Presidensi G20, Indonesia memiliki peluang besar untuk meraih Kepercayaan investor global. Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan sektor industri dan penciptaan lapangan kerja, yang berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Sepanjang tahun 2021, sektor industri pengolahan nonmigas memiliki kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 17,36%, yang sumbangsihnya antara lain dari sektor industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, serta industri barang logam,” paparnya.
Melihat pentingnya sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan global, pada Presidensi G20 tahun ini dimasukkan pembahasan isu industri secara khusus dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).
Kemenperin menaruh harapan besar kepada sektor industri manufaktur untuk dapat memanfaatkan penyelenggaraan Presidensi G20, dapat dimanfaatkan sebagai ajang berbagi pengalaman industrialisasi, di negara maju.
“Hal ini bertujuan meningkatkan peran industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan guna mengatasi disrupsi rantai pasok dunia, dan tentunya akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi," jelas Doddy.***
Artikel Terkait
Presidensi G20, Momentum Pemerintah Buktikan Komitmen Indonesia Tingkatkan Literasi
Buka 3 Kunci PEN, Menko Airlangga Ajak Mahasiswa Terlibat Aktif Manfaatkan Momentum Presidensi G20 Indonesia
Lewat TIIWG G20 Di Solo, Menperin Ingin Sampaikan Ke Dunia Produk Furniture Indonesia Sudah Sustainable
Transisi Energi Topik Utama Presidensi G20, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Net Zero Emission 2060
Dilema Presidensi G20 Indonesia
Balai Kemenperin Banjarbaru Beri Layanan Jasa Industri Wilayah Kalsel Dan Kalteng