Pemerintah di Afrika Barat dan Tengah sangat waspada terhadap kudeta setelah kudeta yang berhasil selama 18 bulan terakhir di Mali dan Guinea, di mana tentara mencopot Presiden Alpha Conde September lalu.
Militer juga mengambil alih Chad tahun lalu setelah Presiden Idriss Deby tewas di medan perang.
Pihak berwenang Burkinabe menangkap selusin tentara awal bulan ini karena dicurigai berkonspirasi melawan pemerintah.
Penangkapan tersebut menyusul perombakan dalam kepemimpinan tentara pada bulan Desember, yang oleh beberapa analis dilihat sebagai upaya Presiden Kabore untuk menopang dukungannya di dalam militer.
Meningkatnya kekerasan di Burkina Faso didorong oleh serangan Negara Islam menewaskan lebih dari 2.000 orang tahun lalu.
Demonstrasi anti-pemerintah direncanakan pada hari Sabtu, tetapi pemerintah melarangnya dan polisi turun tangan untuk membubarkan ratusan orang yang mencoba berkumpul di Ouagadougou.
Pemerintah telah menangguhkan layanan internet seluler pada beberapa kesempatan, dan situasi tegang pada bulan November membuat utusan khusus PBB untuk Afrika Barat memperingatkan terhadap setiap pengambilalihan militer.
Di antara narapidana di penjara kamp Lamizana adalah Jenderal Gilbert Diendere, yang pada tahun 2019 dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena perannya dalam kudeta tahun 2015 yang gagal. ***
Artikel Terkait
Sudah Ditata Lebih Menyenangkan, Kalau Ke Bali Mampir Ke Goa Jepang Banjarangkan Klungkung
Salam Pancasila Bukan Sebagai Ganti Salam Keagamaan Tapi Untuk Titik Temu Kemanusiaan Di Ranah Publik
Suara Pengunduran Jadwal Pemilu 2024 Bukanlah Aspirasi Di Tingkat Massa.