Menurutnya, Papua dengan sekitar 3 juta OAP (Orang Asli Papua) ini sebetulnya gampang dibangun. Tapi dalam praktiknya, sulit sekali karena tidak semua laki-laki yang menjadi birokrat, punya visi dan misi yang jelas.
“Mereka tidak punya hati yang baik untuk membawa Tanah Papua ini, membawa masyarakat ini, untuk maju,” kata Sipora Nelci Modouw.
Sipora Nelci Modouw juga melayangkan kritik terhadap tokoh-tokoh Papua yang duduk di Majelis Rakyat Papua (MRP). Menurutnya, lembaga kultur yang dibentuk sebagai amanat UU Otsus Papua itu bisa berkiprah lebih baik, jika orang-orangnya memiliki knowledge, skill, dan attitude yang mumpuni sehingga program-program yang dihasilkan bisa sinergis dengan program dari eksekutif serta kebijakan yang dihasilkan oleh DPRP.
“Saya sarankan, lembaga ini (MRP) harus ditempati oleh orang-orang yang punya wawasan tentang agama, adat, dan perempuan, agar bisa menghasilkan output yang bisa sinergis atau match dengan apa yang dihasilkan oleh legislatif dan eksekutif. Tidak hanya dana yang dikucurkan tapi programnya juga. Tiga tungku ini (DPRP, MRP, dan eksekutif) harusnya matching,” kata Sipora Nelci Modouw. ***
Artikel Terkait
Tokoh Gereja Papua Sebut Tindakan Korupsi Berurusan dengan Hukum Negara, Tuhan, dan Neraka
Tokoh Adat Keerom Minta KPK Audit Menyeluruh Penggunaan Dana Otsus Papua
Cegah Korupsi Dana Otsus Jilid Dua, Tokoh Muda Jayapura Minta Badan Khusus Pengelola yang Belum Terkontaminasi