JAKARTA: Di masa Pandemi Covid-19, Mitra Seni Indonesia (MSI) tetap konsisten memberikan ruang kepada pelaku seni untuk tetap bisa mengekspresikan diri dengan berkesenian dan menghibur masyarakat luas.
Sekali pun dengan cara virtual, cara yang tak biasa akibat imbas Covid-19. Kali ini MSI mempersembahkan Pergelaran Amal Ludruk 2020 dengan tujuan untuk menggerakkan kembali seni pertunjukan nasional, khususnya Seni Ludruk, yang selama ini terhenti kegiatannya sebagai dampak dari Pandemi Covid-19.
Pergelaran Ludruk besutan MSI ini dihelat juga dalam rangka HUT MSI ke 13 dan bersamaan momentum HUT Kemerdekaan RI yang ke 75. Pergelaran Ludruk yang menceritakan kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat Pandemi Covid-19, mengambil judul "Dukun Tiban" dengan menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia diharapkan agar dapat ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia, lintas generasi, baik di dalam dan di luar negeri.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandrio, sangat menghargai inisiatif dan upaya MSI untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya Indonesia dan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk lebih bangga terhadap kesenian khas Indonesia.
“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai dan bangga terhadap legacy kesenian yang khas Indonesia, termasuk cinta Ludruk Indonesia, hasil karya anak bangsa," ujar Wishnutama.
Mufidah Jusuf Kalla selaku Anggota Dewan Kehormatan MSI juga mengapresiasi prakarsa wadah bagi pemerhati atau pencinta dan pelaku seni dalam pengembangan talenta berkesenian ini, untuk menggerakkan kembali seni pertunjukan tradisional di Indonesia melalui Pergelaran Amal Ludruk ini.
"Saya mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk menyaksikan pergelaran ini dengan bahagia sambil juga beramal untuk nantinya hasil penggalangan dana diberikan kepada para pekerja seni yang membutuhkan di seluruh nusantara," kata istri Wapres Jusuf Kalla era Presiden SBY dan Jokowi ini.
Sementara Ketua Dewan Pembina MSI, Sri Harmoko menyebut MSI sangat peduli terhadap kesulitan yang dihadapi para kelompok atau pelaku seni pertunjukan di Indonesia.
"Kami tergugah untuk menggerakkan kembali seni pertunjukan melalui Pergelaran Amal Ludruk MSI ini, ini," ungkap Sri Harmoko.
Sari Ramdani selaku Ketum MSI menyebut seni pertunjukan paling banyak yang terdampak Pandemi Covid-19, seperti : wayang orang, ketoprak, lenong, reog dari Jawa; kecak, arja dari Bali; kondobuleng dari Makassar; mamanda dari Kalimantan Selatan; dulmuluk dari Palembang; dan makyong dari Kepulauan Riau.
Oleh karena itu, menurut Sari, kepedulian MSI untuk dapat menggerakkan kembali seni pertunjukan di Indonesia sangat relevan sebagai sebuah kebutuhan masyarakat yang telah begitu lama "puasa" mendapatkan hiburan akibat Covid-19. Momentum ini dimulai dengan menyelenggarakan Pergelaran Amal Ludruk MSI Live Streaming.
"Penonton dapat menyaksikan ludruk dari rumah bersama keluarga sambil beramal. Hasil dari para donatur pada pergelaran live streaming ini akan diberikan kepada kelompok atau pelaku seni yang terdampak secara ekonomi dikarenakan pagebluk ini," jelas putri mendiang Menteri Sanyoto Sastro Wardojo era Presiden Soeharto ini.
Sari Ramdani juga mengajak kepada para pemangku kepentingan yang peduli kemajuan kesenian nasional untuk bersama-sama dapat membantu para kelompok atau pelaku seni yang terdampak, diantaranya: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bank Mandiri, Televisi Republik Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan perorangan yang peduli untuk kesuksesan acara ini.
Ketua Panitia Pergelaran Amal Ludruk MSI, Hesti I. Kresnarini menjelaskan tema dari Pergelaran Ludruk ini adalah "Cinta Ludruk Indonesia, Bangga Karya Anak Bangsa", sejalan dengan Gerakan Pemerintah Bangga Buatan Indonesia.
