Kerja Keras BRI Tuai Kesuksesan

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 19:16 WIB
Dirut BRI Sunarso. Kerja Keras BRI Tuai Kesuksesan (Istimewa)
Dirut BRI Sunarso. Kerja Keras BRI Tuai Kesuksesan (Istimewa)

SUARAKARYA.IDkesuksesan  BRI capai  keberhasilan saat ini karena kerja keras. "Success doesn’t find you. You have to go out and get it.”

Artinya. Sukses tidak akan menghampirimu, kamu yang harus keluar untuk menjemput kesuksesan itu.

Ini adalah kesuksesan yang dibuat Dirut Sunarso dengan menjemput bola. Yang dilakukan melalui transformasi  BRI belakangan ini.

Baca Juga: Wujudkan Komitmen Panglima TNI Pangdam XVIII Kasuari - SKK Migas KKKS Dukung Pemerintah Kawal Pembangunan

Ujian  besar bagi institusi pengelola keuangan  di seluruh dunia termasuk BRI. Tapi  kemudian BRI mampu bangkit dari keterpurukan saat pandemi Covid-19 menimpa  bumi kita ini dengan cepat.

Kenapa BRI yang dinakhodai Sunarso, sukses  dapat mengelola tantangan itu menjadi peluang untuk mengalahkan emiten lain di Indonesia.

Karena Dirut Sunarso berani melakukan transgormasi usaha dari manual ke digital. Dan ternyata berhasil dan terkemuka pula.

Orang memuji keberhasilan BRI yang mampu mencetak rekor kinerja yang fantastis. Seperti right issue terbesar dan laba tertinggi sepanjang masa.

Selama tiga tahun menjabat sebagai pemimpin PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero),

Sunarso sudah dihadapkan dengan krisis ekonomi, resesi, hingga  ketidakpastian ekonomi global.

Srperti dijelaskan tadi. Dengan kualitasnya Sunarso mampu membawa BRI bertahan, bangkit, dan bertumbuh di tengah badai.

Baca Juga: Kilang Kasim Teken Perjanjian Kerja Sama Keamanan dengan Polda Papua Barat

Sesuai kenyataan  bahwa pertama menjabat, Sunarso dihadapkan dengan pandemi virus Covid-19 yang menjangkit di Indonesia dan dunia.

Ketika itu masyarakat dilarang bepergian apalagi melakukan aktifitas usaha. Itu karena Demi mengurangi penularan Covid-19 mobilitas masyarakat dibatasi dengan ketat.

Kondisi ini benar-benar  membuat aliran uang mampet.  Covid-19 pun menggembosi ekonomi Indonesia hingga mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak krismon (krisis moneter) 1998. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumbuh negatif sebesar 5,32% pada kuartal kedua 2020. Kemudian pada kuartal berikutnya turun 3,49%, Indonesia sah resesi. Tren pertumbuhan ekonomi negatif bertahan hingga kuartal pertama kedua 2020.

Konsumsi masyarakat anjlok dan dunia usaha terpukul. Keduanya tercermin dari deflasi dan indeks manufaktur (PMI Manufaktur) yang masuk ke zona kontraksi.

Perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi membuat tingkat risiko gagal bayar kredit pun meningkat, baik kredit individu maupun korporasi.

Saat itu rasio gagal bayar kredit yakni <span;>Loan at Risk  (LAR) BRI melonjak dua kali lipat dari 9,78% menjadi 28,26%.

Baca Juga: Polisi Tangkap Terduga Penyebar Kabar Bohong Penyebab Pertikaian Antarkelompok di Tual

Dampaknya BRI harus meningkatkan pencadangan yang besar dan menggerus laba BRI. Biaya pencadangan meningkat 45,4% dalam setahun sehingga menggerus laba hingga 46,1% pada 2020 menjadi Rp 18,4 triliun.

Setelah melewati badai besar sepanjang 2020, BRI bangkit pada 2021. Laba bersih yang berhasil dicatat BRI tumbuh 64,8% menjadi Rp30,8 triliun.

 Kemudian tingkat risiko kredit atau LAR turun mnjadi 24,11%. Kredit bermasalah kotor (net performing loan - gross) di jaga di level 3%. Angka tersebut berada di bawah standar NPL Bank Indonesia yakni 5%.

Pulih

Tahun 2022, BRI Pulih! Tiga tahun Sunarso memimpin. BRI mampu mencatat laba bersih sebesar Rp39,3 triliun hingga sembilan bulan 2022, tumbuh 106,1%. Secara historis laba bersih BBRI dalam satu tahun itu di kisaran Rp26-34 triliun. Artinya BBRI mencatatkan laba bersih tertinggi dalam sejarah.

Sementara itu di tingkat risiko kredit BRI makin turun. Per September 2022 BRI mencatatkan LAR 19,28% dan NPL gross turun menjadi 3,14% dari 3,3%.

Di tangan Sunarso, BRI melakukan akselerasi dalam membangun ekosistem digital. BRI memiliki aplikasi BRImo yang menyediakan semua kebutuhan perbankan dalam satu aplikasi. Pertumbuhannya pun signifikan.

Baca Juga: Uang 1 Miliar Diduga Dibawa Kabur, Mpok Alpa Laporkan Sahabatnya ke Polisi

Jumlah pengguna BRImo bertumbuh drastis hingga 616,7% menjadi 21,5 juta sejak awal 2020. Sementara transaksi keuangan mencapai 1,23 miliar, tumbuh 1.114% dengan nilai mencapai Rp1.345 triliun.

keberhasilan Sunarso menahkodai BRI sukses melakukan aksi korporasi bersejarah Right Issue terbesar di Indonesia dalam sejarah Rp 96 triliun.

Selain karena aksi korporasi pembentukan holding UMi, tetapi juga kepiawaian Sunarso untuk meramu strategi terutama mengakselerasi pertumbuhan dan efisiensi.

Di sisi lain sikap forward looking dalam memandang kondisi ke depan serta strategi management likuiditas di tengah pengetatan likuiditas menjadi keunggulannya.

Ditambah BBRI yang punya komitmen untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan lewat penerapan ESG.

Skor ESG BRI di antara bank besar BUMN paling baik. Dalam penilaian Bursa Efek Indonesia yang disediakan oleh Sustainalytics, skor ESG BRI adalah 20,94. Ini berarti memiliki risiko keuangan terkait ESG paling rendah.

Sunarso diangkat sebagai Direktur Utama BRI untuk pertama kalinya berdasarkan RUPS Luar Biasa pada tanggal 02 September 2019.

Efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK atas Uji Kemampuan dan Kepatutan sesuai Surat OJK No.56/KDK.03/2019 tanggal 20 Desember 2019.

Baca Juga: Optimisme Tinggi BRI Raih Prestasi

Atas pencapaian luar biasa BRI selama periode jabatan, Sunarso layak mendapatkan anugerah sebagai Leadership Excellence Award dalam ajang CNBC Indonesia Awarding Night.

Pesan akhir. Investasikan lagi keuntungan yang diperoleh untuk membangun aset dengan berinvestasi pada properti lainnya dan bukan membeli barang konsumtif." – Joe Hartanto ***

Editor: Pudja Rukmana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KemenPUPR Percepat Pembangunan Huntap di Sulteng

Senin, 27 Maret 2023 | 19:53 WIB
X