"Kita tahu kan pasar global juga tumbuh sampai tahun 2025, jadi kita harus memanfaatkan, dan kita memang punya potensi yang luar biasa. Dalam negeri pun kan pemerintah sekarang harus belanja produk lokal. Jadi kita ingin memperkuat industri di dalam negeri, memperkuat UMKM. Dan kita juga punya skema pembiayaan untuk mendukung ini, karena itu saya ingin mengajak Asmindo betul-betul ada kerjasama yang lebih operasional," ungkap dia.
"Ini hal yang konkret, kita mau kerjasamakan dengan Asmindo untuk mendorong industri furniture kita," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Vivere-Idemu Hadirkan Furnitur Kebutuhan Properti Lewat Showroom Baru di Gading Serpong
Sementara itu, Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengatakan, sesuai dengan visi, Asmindo akan menjadikan Indonesia sebagai pusat permebelan dan kerajinan terbesar di kawasan regional, dan terkemuka di dunia.
Kedepan, lanjut dia, Asmindo akan mengemban empat misi utama. Pertama, mendorong tumbuhnya inovasi dan kreativitas pelaku usaha di bidang permebelan dan kerajinan. Kedua, menghasilkan produk yang mempunyai nilai produktivitas yang tinggi dan memiliki nilai tambah optimal,
Ketiga, membangun citra positif sebagai produsen mebel dan kerajinan ditingkat internasional. Terakhir, memotivasi para anggota untuk membangun merek-merek lokal yang diakui di dalam negeri dan dunia Internasional.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Ekspor Mebel dan Kerajinan Makin Membaik
"Lima tahun ke depan, program prioritas Asmindo akan ditujukan untuk memaksimalkan pasar domestik dan tetap meningkatkan pasar ekspor," kata Dedy.
Asmindo, lanjut dia, akan mendorong UKM menjadi ujung tombak kemajuan industri mebel dan kerajinan nasional. Untuk itu diperlukan sinerja antara UKM dengan industri besar yang bergerak di bidang industri permebelan dan kerajinan serta dukungan berbagai pihak terkait lainnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2021 kontribusi industri mebel terhadap perolehan devisa negara sebesar USD 2,88 miliar, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sebesar 32,71 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 2.17 miliar.
Baca Juga: Perajin Menyelesaikan Pembuatan Mebel Di Kawasan Furniture Ciputat
Negara tujuan ekspor mebel Indonesia, diungkap Dedy, masih didominasi oleh negara-negara pasar tradisional yaitu: Amerika Serikat, Jepang, dan negera-negara Eropa, seperti: Belanda, Jerman, Belgia, Inggri dan Prancis.
"Karena itu guna memperluas akses pasar mebel dan kerajinan di pasar global, maka Asmindo mulai mengincar pasar ekspor di negara-negara non tradisional, dengan membangun kerjasama dan mengembangkan pasar pasar alternatif di kawasan Asia dan Afrika," ujarnya.
Kedua kawasan tersebut memiliki potensi pasar yang cukup baik, dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan daya beli masyarakatnya yang terus tumbuh. Selain pasar ekspor, Asmindo juga akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pasar domestik yang juga sangat potensial, sehingga terjadi keseimbangan antara pasar ekspor dan domestik.
Hal ini mengingat ada sekitar 270 juta penduduk Indonesia, ini potensi pasar yang sangat besar.
Artikel Terkait
Pandemi Covid-19 Penjualan Furnitur Di Kota Solo Justru Meningkat
Vivere-Idemu Hadirkan Furnitur Kebutuhan Properti Lewat Showroom Baru di Gading Serpong
Kemendag: Furnitur dan Dekorasi Rumah Indonesia Laris di Atlanta Summer Market, Raup Potensi Transaksi Rp33 M
Idemu by Vivere Luncurkan Kustom Furnitur Dream Ballet Karya Desainer Italia