SUARAKARYA.ID: Peneliti Center of Macroeconomic and Finance at Institute for Development of Economics and Finance Iindef M Rizal Taufikurahman memprediksi resesi ekonomi global akan benar-benar terjadi pada 2023. Namun resiliensi Indonesia saat resesi global, diyakini mampu melewati kondisi buruk tersebut.
Bahkan resesi ekonomi global akan berimbas pada banyak negara, tak terkecuali negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
"Saya kira Indonesia tahun ini secara global memang kondisi ekonominya gelap. Namun gelap dalam konteks bukan gelap gulita, tetapi memang berat untuk menghadapi perekonomian sekarang," ujar Taufikurahman
dalam diskusi singkat yang digelar portal berita IPOL.ID, Rabu (25/1/2023)
diskusi mengambil tema “Resiliensi ekonomi nasional di Tengah Ancaman Resesi Global digelar di Tamarin Hotel Jakarta, Rabu (25/1/2023). Selain itu kegiatan juga dalam rangka menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2023 juga diadakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Hadir tiga orang narasumber sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah, Staf Ahli bidang Pembangunan Daerah pada Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan; Muhamad Shiroth selaku Ekonom Ahli Grup Perumusan dan Implementasi, Kebijakan Ekonomi Keuangan Daerah (KEKDA) pada Kantor Wilayah BI Provinsi DKI Jakarta, serta Center of Macroeconomic and Finance Indef (Institute for Development of Economics and Finance), M Rizal Taufikurahman.
Taufikurahman mengungkapkan resesi ekonomi global tidak begitu berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, kata dia, Indonesia telah mendapatkan keuntungan dari berbagai penyebab resesi ekonomi global, seperti pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina hingga perang dagang antar negara raksasa, China dan Amerika.
Krisis keuangan, pangan, dan energi global yang terjadi saat ini dan ditambah dengan tekanan inflasi menjadikan dunia dibayangi dengan ancaman resesi.
Baca Juga: Lirik Lagu Mendung Tanpo Udan Ndarboy Genk
Dengan adanya ketidakpastian tersebut sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 berada pada kisaran 2,3 - 2,9 persen.
Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2022 yang berada pada kisaran 2,8 -3,2 persen.
Asian Development Bank (ADB) pada bulan September lalu juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 dari 5,2 persen menjadi 5 persen.
Meski begitu ADB masih optimis dengan kinerja perekonomian Indonesia karena pemulihan ekonomi Indonesia masih berada pada jalurnya yang benar.
Ekonom Ahli Grup Perumusan dan Implementasi, Kebijakan Ekonomi Keuangan Daerah (KEKDA) BI Jakarta Muhamad Shiroth mengungkapkan tiga cara yang dilakukan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi di Jakarta.
Cara ini dilakukan untuk merespon bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi baik secara internal, seperti tingkat inflasi kembali ke sasaran 3±1% serta defisit fiskal lebih rendah dari 3% PDB.
Resesi global Baca Juga: Kebijakan Kemnaker dalam Hadapi Ancaman Resesi Global Peroleh Apresiasi Komisi IX DPR
"Koordinasi dan sinergi bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka pengendalian inflasi, mendorong pemulihan ekonomi, serta digitalisasi dan keuangan inklusif," ujar Shiroth dalam diskusi yang sama.
Dalam mempercepat pemulihan ekonomi misalnya, Shiroth menyebutkan Pemprov DKI Jakarta terus mendorong peningkatan investasi melalui Jakarta Investment Forum dan promosi proyek-proyek potensial di luar negeri yang bekerja sama dengan kedutaan besar negara sahabat.
Dalam kesempatan ini, IPOL.ID juga bermaksud menggelar kegiatan uji kompetensi wartawan melibatkan media massa bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
“Tujuannya dalam rangka meningkatkan literasi terkait perekonomian nasional serta sekaligus meningkatkan kapasitas SDM pers, maka kami menggelar rangkaian acra ini,” kata Direktur IPOL.ID M Solihin di sela seminar tersebut.
Direktur Eksekutif PWI Pusat, Wilson Bernadus Lumi menyampaikan, dirinya menyampaikan pesan dari Ketua PWI Pusat Atal S Depari bahwa para pakar mengetahui persis kemana arah ekonomi Indonesia kedepan.
Ketum Atal menyampaikan perihal perekonomian yang seharusnya dapat membawa kesejukan.
Baca Juga: Ramalan Shio Kambing Tahun 2023
"Sebab, belakangan ini statemen pakar ekonomi menakutkan semua pihak. Bahwa kita di Tahun 2023 akan mengalami situasi yang cukup berat, perang antara Rusia-Ukraina berdampak pada seluruh dunia, dan pandemi Covid belum selesai," ujar Wilson.
"Hal ini menurut saya, kedepannya pakar ekonomi bisa menyampaikan persoalan ekonomi kepada para awak media dengan sederhana, agar tidak rumit untuk ditulis nantinya," imbuhnya.
Sehingga, lanjut dia, wawasan wartawan terhadap perekonomian Indonesia dan dunia bakal bertambah luas.
Baca Juga: Ramalan Shio Kerbau Tahun 2023
Lebih jauh, kata dia untuk uji kompetensi wartawan, Ketum PWI juga menyampaikan kepada perkembangan ipol.id yang sangat luar biasa.
Rangkaian kegiatan ini juga disupport penuh oleh Pegadaian, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Sharp, Tamarin Hotel Jakarta, PAM Jaya, PD PasarJaya dan Swiss Belhotel Internasional. ***
Artikel Terkait
Resesi Ekonomi Dan Pentingnya Antisipasi Tsunami PHK
Sri Mulyani Ungkap Peluang Indonesia Selamat Dari Resesi Ekonomi
Terobosan Kemenpora Ikut Bantu Indonesia Keluar Dari Resesi Ekonomi
Bustanul Arifin: Pertanian Jadi Bantalan Resesi Ekonomi
Resesi Ekonomi Global Mengancam, Wakil Ketua Komisi VI Sebut Indonesia Tak Perlu Khawatir