
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin dihadapan Menkeu Sri Mulyani Indrawati meminta APBN harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat (AG Sofyan)
SUARAKARYA.ID: Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin menegaskan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) harus bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
“Tema KEM-PPKF dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023 yang menyelipkan frasa inklusif tentu mengandung makna dan harapan yang luar biasa agar kue pembangunan harus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok negeri. Tak terkecuali juga masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) saya yang berada di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta,“ ujar Puteri saat Rapat Kerja bersama pemerintah dan otoritas terkait untuk membahas Asumsi Dasar Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2023 di Gedung Parlemen, Jakarta Selasa (31/5/2022).
Seperti publik kerahui pemerintah telah menetapkan tema KEM-PPKF RAPBN dan RKP tahun 2023 yaitu Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.
Baca Juga: Puteri Komarudin Tak Ingin Menggurui, Siap Dengarkan Aspirasi Keinginan Milenial Tentang Pancasila
Puteri pun berharap tema ini ini nantinya bisa menjawab persoalan yang dialami di daerah pemilihannya melalui program dan kegiatan pada APBN tahun 2023.
“Meski hanya beberapa jam dari pusat ibu kota saat ini, namun nyatanya, kami masih dihadapkan dengan berbagai persoalan klasik. Seperti kurang optimalnya sarana pendidikan dan kesehatan, persoalan kesejahteraan guru honorer dan aparat desa. Lalu masih ditemukan kerusakan infrastruktur jalan di pedesaan,” urai wakil rakyat Dapil Jabar VII ini.

Wakil Rakyat Dapil Jabar VII (Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta) Puteri Komarudin turun ke bawah (turba) salah satu Dapil untuk melihat langsung pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa diakses UMKM namun terkadang masih terhalang persyaratan agunan oleh pihak perbankan (AG Sofyan)
Baca Juga: Putkom Sosialisasikan QRIS UMKM Se-Purwakarta, Targetkan 100 Persen Pelaku Usaha Terdigitalisasi
Tak hanya itu, Puteri juga membeberkan bahwa konstituennya masih mengalami kesulitan untuk mengakses keuangan formal sehingga harus bergantung pada rentenir dan bank emok ilegal dengan tawaran bunga
yang mencekik.
Namun, akses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun masih terhalang persyaratan agunan oleh pihak perbankan yang seharusnya tidak diperlukan lagi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Petani pun sering mengeluhkan sulitnya akses mendapatkan pupuk bersubsidi. Padahal, daerah pemilihan kami menjadi lumbung pangan nasional yang tentu berperan penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan global,” tutur sulung dari politisi senior Golkar Ade Komarudin yang sebelumnya adalah Legislator Senayan 4 periode di Dapil yang sama.
Baca Juga: Putkom Dorong Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM Jabar: Aspek Utama Pengawasan-Perlindungan!
Dalam dokumen KEM-PPKF, pemerintah mengusulkan postur RAPBN tahun 2023 dengan penerimaan negara pada kisaran 11,19-11,70 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta belanja negara mencapai 13,80-14,60 persen terhadap PDB.
Selain itu, defisit juga diarahkan kembali di bawah 3 persen antara 2,61 sampai dengan 2,90 persen terhadap PDB.
Oleh karena itu, Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar ini juga mendorong agar arah kebijakan belanja dalam APBN Tahun 2023 difokuskan untuk terus mengangkat kesejahteraan masyarakat bawah, memperluas inklusi keuangan, serta mereduksi ketimpangan pembangunan.
“Pemerintah perlu berkomitmen untuk mewujudkan belanja yang berkualitas dan tepat sasaran yang memang langsung menyentuh lapisan masyarakat. Apalagi ancaman risiko inflasi yang tinggi, juga berpotensi untuk meningkatkan kemiskinan," jelas Putkom, panggilan akrab Srikandi Milenial Beringin ini..
Makanya, imbuh dia, melalui belanja negara, APBN berperan sentral untuk melindungi masyarakat dari ancaman tersebut.
"Terlebih, tahun depan kita harus kembali pada disiplin fiskal dan tidak adanya dukungan pendanaan dari Bank Indonesia,” pungkas Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI ini.***
Artikel Terkait
Edukasi Door-to-Door Di Pandemi, Jurus Jitu Putkom Atasi Maraknya Pinjol Ilegal
Putkom Gandeng OJK-Bank BJB, Gencarkan Vaksinasi Covid-19 Dan Inklusi Keuangan
Putkom Dorong Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM Jabar: Aspek Utama Pengawasan-Perlindungan!
Putkom Sosialisasikan QRIS UMKM Se-Purwakarta, Targetkan 100 Persen Pelaku Usaha Terdigitalisasi
Sri Mulyani: INA Untuk APBN Sehat Dan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Jokowi: APBN, APBD, Anggaran BUMN Uang Rakyat, Jangan Untuk Beli Barang Impor
Puteri Komarudin Tak Ingin Menggurui, Siap Dengarkan Aspirasi Keinginan Milenial Tentang Pancasila